Rabu, 06 Juni 2012

Islam, Antara Masjid dan Peranannya


Masjid dan Islam dalah dua kata yang tidak dapat terpisahkan.  Masjid adalah tempat dimana kaum muslimin memanjatkan doa, menyembah, memuji kepada Allah SWT.  Namun seiring dengan adanya perkembangn zaman, peranan masjid bagi umat islam makin lama makin berkembang, tidak hanya sebagai tempat kita menyembah kepada Allah.  Lalu apakah peranan sebenarnya masjid bagi umat islam?dalam buku revitalisasi peranan masjid arif kurniawan membeberkan bermacam-macam peranan masjid bagi umat islam.  Untuk lebih jelasnya, mari kita langsung masuk ke bagian isi.
Mesjid adalah tempat ibadah kaum muslimin yang memiliki peran strategis untuk kemajuan peradaban ummat Islam. Sejarah telah membuktikan multi fungsi peranan mesjid tersebut. Mesjid bukan saja tempat shalat, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, pengajian keagamaan, pendidikan, militer dan fungsi-fungsi  sosial-ekonomi lainnya.  Rasulullah Muhammad SAW pun telah mencontohkan multifungsi mesjid  dalam membina dan mengurusi seluruh kepentingan umat, baik di bidang ekonomi, politik, sosial , pendidikan, militer, dan lain sebagainya.
Sejarah juga mencatat, bahwa masjid Nabawi oleh Rasulullah SAW difungsikan sebagai (1) pusat ibadah, (2) pusat pendidikan dan pengajaran, (3) pusat penyelesaian problematika umat dalam aspek hukum (peradilan) (4). pusat pemberdayaan ekonomi umat melalui Baitul Mal (ZISWAF). (5) pusat informasi Islam, (6) Bahkan pernah sebagai pusat pelatihan militer dan urusan-urusan pemerintahan Rasulullah. Masih banyak fungsi masjid yang lain.
Singkatnya, pada zaman Rasulullah, masjid dijadikan sebagai pusat peradaban Islam. 
Masjid merupakan tempat disemaikannya segala sesuatu yang bernilai kebajikan dan kemaslahatan umat, baik yang berdimensi ukhrawi maupun duniawi dalam sebuah garis kebijakan manajemen mesjid. Namun dalam kenyataannya, fungsi masjid yang berdimensi  duniawiyah kurang memiliki peran yang maksimal dalam pembangunan umat dan peradaban Islam. 
Mengapa Rasul SAW menjadikan masjid sebagai pusat seluruh aktivitas ? karena Rasul ingin membentuk suatu masyarakat yang hati anggota-anggotanya selalu tertambat kepada masjid. Masjid di sini merupakan simbol bangunan taqwa. Dengan tertambat pada masjid, dan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan, maka diharapkan setiap keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan tidak keluar dari kerangka taqwa itu sendiri.
Dari sini kita bisa memahami sebenarnya bukan bangunan fisik masjid semata-mata yang ingin dibangun oleh Rasulullah SAW. Tapi yang lebih penting dari semua itu adalah kelembagaan atau institusinya. Esensi, makna dan tugas-tugas masjidlah yang sebenarnya ingin ditegakkan oleh Rasul SAW. Suatu hal yang logis jika Rasul SAW mengutamakan terlebih dahulu membangun sebuah masjid daripada 1000 benteng pertahanan. Apalah artinya 1000 benteng pertahanan kalau pada hati manusianya tidak tegak esensi, makna dan tugas sebuah masjid. Tidak akan ada yang terjaga dan terpelihara kecuali hanya sifat pengecut dan kezaliman. Bukankah dalam keadaan perang sekalipun, seorang muslim tidak boleh membunuh wanita dan anak-anak, merusak kehormatannya atau pun masa depannya. Bukankah dalam keadaan perang seorang muslim tidak boleh merusak tanaman atau cadangan pangan atau devisa Negara lainnya. Pada intinya akan selalu terbukti (sebagaimana telah terbukti dalam sejarah masa lalu) apabila esensi, makna dan tugas-tugas masjid dilaksanakan maka akan terwujudlah kedamaian dalam kehidupan. Produk kemakmuran dan kesejahteraan yang dicapai oleh masyarakat seperti ini bukan hanya makmur dan sejahtera secara material, tapi juga makmur dan sejahtera spiritual.
Demikian laporan tugas mandiri ini.  Semoga dengan adanya tulisan ini, mata kita menjadi terbuka dengan fungsi dan peranan masjid bagi umat islam sendiri dan pada akhirnya kita mampu melaksanakan dan memanfaatkan masjid seperti apa yang diharapkan oleh Rasulullah SAW, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar