Rabu, 06 Juni 2012

Persepsi


1.     Pengertian persepsi
Persepsi dalam Psikologi diartikan sebagai salah satu perangkat psikologisyang menandai kemampuan seseorang untuk mengenal dan memaknakan sesuatuobjek yang ada di lingkungannya. MenurutScheererpersepsi adalah representasiphenomenal tentang objek distal sebagai hasil dari pengorganisasian dari objek distal itu sendiri, medium dan rangsangan proksinal (Salam; 1994). Dalam persepsi dibutuhkan adanya objek atau stimulus yang mengenai alat indera denganperantaraan syaraf sensorik, kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat kesadaran(proses psikologis). Selanjutnya, dalam otak terjadilah sesuatu proses hinggaindividu itu dapat mengalami persepsi (proses psikologis).
Psikologi kontemporer menyebutkan persepsi secara umum diperlukansebagai satu variabel campur tangan (intervening variabel), bergantung padafaktor-faktor motivasional. Artinya suatu objek atau satu kejadian objektifditentukan baik oleh kondisi perangsang maupun oleh faktor-faktor organisme.Dengan alasan sedemikian, persepsi mengenai dunia oleh pribadi-pribadi yangberbeda juga akan berbeda, karena setiap individu menanggapinya berkenaandengan aspek-aspek situasi tadi yang mengandung arti khusus sekali bagi dirinya(Chaplin, J.P; 1999).
Proses pemaknaan yang bersifat psikologis sangat dipengaruhi olehpengalaman, pendidikan dan lingkungan sosial secara umum. Sarwonomengemukakan bahwa persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman-pengalamandan cara berpikir serta keadaan perasaan atau minat tiap-tiap orang sehinggapersepsi seringkali dipandang bersifat subjektif. Karena itu tidak mengherankanjika seringkali terjadi perbedaan paham yang disebabkan oleh perbedaan persepsiantara 2 orang terhadap 1 objek. Persepsi tidak sekedar pengenalan ataupemahaman tetapi juga evaluasi bahkan persepsi juga bersifat inferensional.
Sabri (1993) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yangmemungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampaikepadanya melalui alat inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya.Proses persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu tahapan pertama terjadi padapengideraan diorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, tahapan ketiga yaitustimulasi pada penginderaan diinterprestasikan dan dievaluasi.
Mar’at (1981) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu prosespengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dandipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Riggio (1990) jugamendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan,pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan.
Mar'at (Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi di pengaruhi olehfaktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objekpsikologis. Rahmat (dalam Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi jugaditentukan juga oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa faktor fungsionalatau faktor yang bersifat personal antara kebutuhan individu, pengalaman, usia,masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif. Faktorstruktural atau faktor dari luar individu antara lain: lingkungan keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Jadi, faktor-faktor yangmempengaruhi persepsi terdiri dari faktor personal dan struktural. Faktor-faktorpersonal antara lain pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif danpengetahuan terhadap obyek psikologis. Faktor-faktor struktural meliputilingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-nilai dalam masyarakat




2.     Persepsi social
Menurut Brehm dan Kassin (1989), persepsi sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Tentu saja sangatpenting, namun bukan tugas yang mudah bagi setiap orang. Tinggi, berat,bentuk tubuh, warna kulit, warna rambut, dan warna lensa mata, adalah beberapa hal yang mempengaruhi persepsi sosial. Contohnya di AmerikaSerikat, wanita berambut pirang dinilai sebagai seorang yang hangat dan menyenangkan.

Persepsi sosial terdiri atas tiga elemen yang merupakan petunjuk-petunjuk tidak langsung ketika seseorang menilai orang lain. Tiga elemen tersebut bersumber pada: pribadi (person), situasi (situation) dan perilaku(behavior). Proses pembentukan persepsi sosial berdasarkan penilaian pribadi, antara lain yang dilakukan dengan cepat, ketika melihatpenampilan fisik seseorang. Termasuk di dalamnya jenis kelamin, usia, ras, latar belakang etnik, dan beberapa aspek demografi lain.
Sebagaimana kita percaya manusia terbagi dalam beberapa tipe, demikian pula kita memiliki konsep awal tentang beragam situasi berdasarkan pengalaman terdahulu. Situasi sering dianggap sebagai naskah kehidupan. Semakin banyak pengalaman yang orang miliki dalam satu situasi, maka semakin terperinci isi naskah yang disusunnya mengenai situasi tersebut. Ketika seseorang merasa angat akrab dengan tipe situasi tertentu, maka peristiwa-peristiwa akan terletak tepat pada tempatnya, bagaikan potongan-potongan puzzle yangtersusun rapi. Hal ini berarti, semakin kaya pengalaman hidup seseorang,semakin bijak persepsi sosial yang dibentuknya dari situasi.
Penelitian membuktikan persepsi sosial yang kita lakukan dalam upaya membangun relasi interpersonal sering cukup akurat, namun tidak selalu demikian. Dalam hal inilah perlu dilakukan pengasahan mendalam agar kita dapat lebih tajam menilai orang lain.

Tak kalah penting untuk dipahami adalah dua perbedaan radikal dalam pembentukan persepsi sosial. Pertama, proses yang cepat dan otomatis. Tanpaterlalu banyak berpikir, menimbang, berhati-hati, dengan cepat orang menilaiorang lain berdasarkan penampilan fisik, naskah kehidupan yang telahtersusun sebagai konsep awal situasi, dan hasil pengamatan perilaku yangterjadi seketika.
Kedua, proses yang dilalui dengan penuh pertimbangan. Orang mengamati orang lain secara seksama dan menunda penilaian, sampai ia selesai menganalisis orang tersebut berdasarkan ketiga elemen persepsi social


Resume kuliah psikologi industry tanggal 15 oktober 2010

Persepsi adalah proses yang dilakukan seseorang untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indra atas lingkungan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi :
1.     Faktor pada orang yang melakukan persepsi, contohnya sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan pengharapan.
2.     Faktor dalam situasi, contohnya keadaan, waktu, keadaan social, tempat
3.     Faktor pada target persepsi, contoohnya hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar belakang, kedekatan

Persepsi dapat dikatakan sebagai model proses informasi

Stage 1: selective and comprehension
Stage 2: encoding and simplification
Stage 3: storage and retention
Stage 4: retrieval and responses

Stereotype

Stereotype adalah perangkat dari kepercayaan seseorang mengenai karakteristik dari sekelompok orang.

Karakteristik dari stereotype
-         Tidak selalu negative, contohnya pria selalu ambisius, orang asia kebanyakan pandai.
-         Dapat akurat, dapat juga tidak akurat, contohnya pekerja tua lebih berisiko kecelakaan, tenaga kerja yang kurang ahli menaikkan biaya.



Self Fulfilling prophecy

-         Pygmalion effect
*harapan tinggi seseorang terhadap orang lain menghasilkan performa yang bagus dari orang yang diharapkan tersebut
     -    galatea effect
*harapan tinggi dari dalam diri sesorang akan menghasilkan sesuatu yang         baik
    -     golem effect
           * kegagalan seseorang karena hrapan rendah yang diberikan pada orang     
           tersebut


sebab-sebab tingkah laku
-faktor internal, karakter seseorang yang menyebabkan tingkah laku, contoh bakat, usaha
- factor eksternal, karakter lingkungan yang menyebabkan tingkah laku, contohnya keberuntungan


Kelley’s Attribution model:
-konsensus, melibatkan perbandingan tingkah laku individu terhadap apa yang ada pada kenampakannya.
-perbedaan(distinctiveness), membandingkan kerja orang pada suatu tugas dengan kerja orang tersebut pada tugas lain
-konsistensi,menentukan kerja sesorang pada suatu tugas konsisten sepanjang waktu atau tidak


Bagaimana Kelly  models bekerja?
1.     Atribusi eksternal(external attribution): konsesus tinggi, perbedaan tinggi, konsistensi rendah
2.     Atribusi internal: consensus rendah, perbedaan rendah, konsistensi tinggi

Kecenderungan atribusi(attributional tendencies)
-atribusi dasar bias(fundamental attribution bias): tidak melihat factor lingkungan dalam menetukan tingkah laku, tingkah laku yang kita lakukan adalah karena kita sendiri
-self serving bias: lebih melihat pada tanggung jawab individu terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar