Rabu, 06 Juni 2012

Lean Principle


Sejarah lean dimulai pertama kali oleh Toyota dengan Toyota Production System-nya.  Namun, sejarah membuktikan bahwa di masa lalu, pada tahun 1920-an, Henry Ford secara tidak langsung telah menerapkan lean.
Lean system itu sendiri merupakan pendekatan sistematis untuk menidentifikasi dan mengeleminasi sampah melalui pengembangan berkelanjutan (continuos improvement), memproduksi barang sesuai dengan permintaan dari pelanggan dalam mengejar kesempurnaan dalam proses produksi.
Toyota Production System
v  Sampah / waste
Taiichi Ono, Co developer TPS, meenjabarkan ada 8 sampah dalam proses produksi, yaitu :
1.      overproduction, yaitu memproduksi barang melebihi permintaan pasar, dapat diatasi dengan Pull System
2.      waiting, membuang waktu karena menunggu bahan, informasi, peralatan dan sebagainya.  Dapat diatasi dengan Just In Time (JIT)
3.      transportation, yaitu bahan yang digunakan untuk proses produksi ditransportasikan dalam waktu yang lama dan berbelit.  Dapat diatasi dengan Point of Use Storage
4.      non value added processing, ada 3 macam, yaitu reworking, deburring dan inspecting. Dapat diatasi dengan value sistem mapping
5.      excess inventory, digunakan karena overproduction, shingga dibutuhkan lebih banyak inventor untuk mengurangi dampak negatif
6.      defects, yaitu kesalahan produksi, menyebabkan terbuangnya resources, yaitu bahan, tenaga kerja dan adanya komplain dari pelanggan
7.      excess motion, gerakan yang tidak perlu karena buruknya alurkerja, layout dsb. Dapat diatasi dengan value steam mapping.
8.      underutilized people, antara lain mental, kreativitas, dan kemampuan yang kurang berguna

Lean Building Block, dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan sampah seperti yang telah disebutkan diatas, antara lain
  1. pull system, yaitu memproduksi barang sesuai permintaan pelanggan
  2. kanban, sebuah metode utnuk mengatur alur bahan. Mulai dari dimana bahan digunakan, berapa yang dibutuhkan, dari mana barang didapat dan kemana bahan dikirimkan
  3. work cells, yatu menyusun proses/orang dalam sebuah ruang (U-shaped) daripada dalam straightline assembly
  4. total productive maintenance, pemeliharaan alat-alat produksi untuk menjaga produktivitas perusahaan
  5. total quality management, manajemen sistem untuk mengembangkan selurh operasi perusahaan secara berkelanjutan.
  6. point of use storage, mengirimkan barang langsung ke tempat barang tersebut akan digunakan
  7. quick changeover, untuk mengurangi penggunaan waktu dalam mengubah suatu proses produksi ke proses produksi lainnya
  8. batch size reduction, pengurangan tumpukan barang dalam produksi sehingga mengurangi WIP
  9. workplace organization, metode sistematis untuk menorganisasi dan standardisasi lingkungan kerja
  10. visual control, sinyal sedrhana untuk menggambarkan situasi atau kondisi
  11. concurrent engineering, teknik dari pnggunaan fungis silang tim untuk mengembangkan produk baru ke pasar.

Manfaat penggunaan lean :
Operational improvement
Ø  lead time (cycle time) berkurang 90%
Ø  produktivitas meningkat 50%
Ø  work in process berkurang 80%
Ø  kualitas meningkat 80%
Ø  penggunan ruang berkurang 75%

faktor-faktor kegagalan menerapkan lean
1.      perusahaan gagal menyeimbangkan metrics development dengan financial statement
2.      perusahaan menerapkan building block dalam tahapan yang salah
3.      memilih proyek dengan dampak ringan pada pilihan pertamanya
4.      menitikberatkan pada bidang administrasi
5.      perusahaan menghabiskan banyak waktu untuk berlatih tapi tidak mempraktikannya
6.      gagal untuk mengembangkan penggunaan lean pada supply chain
7.      membutuhkan waktu bertahun-tahun utnuk memahami dan menggunakan lean
8.      pandangan yang berbeda antara konsep yang kita pelajari dalam lean dengan manajer,akuntan atau decison maker lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar