Rabu, 06 Juni 2012

Pelaksanaan Proyek Etika Terpuji


Pada hari Sabtu tanggal 26 november 2011, saya bersama keempat anggota  kelompok 7 kelas etika enjinering yang dibimbing oleh Bapak Raldi Artono Koestoer melakukan salah satu tugas kuliah proyek etika terpuji tang bertemakan “Ekskursi ke Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia : Motivasi Baca untuk Anak Yatim Piatu”.  Tujuan  utama dari pelaksanaan acara ini adalah untuk memotivasi anak-anak yatim piatu yang berasal dari pantti asuhan desa putra agar dapat mencapai apa yang menjadi impian mereka, terutama melalui kegiatan membaca. Tujuan lain dari diadakannya acara ini antara lain juga untuk menunjukkan bahwa perpusatakaan bukanlah milik suatu kalangan, akan tetapi anak kecil dan yatim piatu pun juga berhak untuk menikmati ilmu pengetahuan yang ada di perpustakaan.
Kegiatan ekskursi anak yatim ke perpustakaan pusat ini dimulai pada pukul 09.00 WIB.  Akan tetapi, kami panitia yang hanya beranggotakan 5 orang yaitu David, Sukma, Sinta, Prianto dan saya sendiri sudah siap dari jam 7 pagi.  Saya dan David bertugas  untuk menyiapkan tempat di perpustakaan, yaitu menata ruang yang akan digunakan untuk seminar bagi anak-anak yatim piatu. Akan tetapi, pada saat pelaksanaan acara itu sendiri, saya bertugas sebagai penanggung jawab dokumentasi bersama-sama dengan Prianto.  Sukma bertugas sebagai penanggung jawab transportasi, menjemput anak-anak yatim tersebut dari asrama panti asuhan desa putra yang ada di srengseng sawah.  Prianto bertugas sebagai penanggung jawab konsumsi sedangkan Sinta bertugas untuk menyiapkan berbagai peralatan yang diperlukan selama seminar dan ekskursi.
Acara seminar dimulai pada jam 09.00, akan tetapi anak-anak yatim dari panti asuhan desa putra tersebut sudah sampai di perpustakaan UI sebelum jam 09.00 sehingga mereka harus menunggu beberapa waktu sebelum acara dapat dimulai karena kami harus menunggu pembicara yang saat itu belum datang karena kami berjanji  bahwa acara akan dimulai pada pukl 09.00.  Jumlah anak yang menjadi peserta seminar ini adalah 30 orang anak.
Pembicara yang mengisi acara seminar untuk anak yatim piatu dari desa putra ini adalah Niken dan Cynthia.  Keduanya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2008.  Setelah kedua pembicara itu datang, kemudian acara pun dimulai.  Acara dimulai dengan melakukan ice breaking, yaitu berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memecah rasa kekakuan dan menumbuhkan rasa persahabatan antara pelaksana dan peserta kegiatan sehingga dengan adanya hubungan yang lebih fleksibel, tujuan dari kegiatan dapat tercapai dengan baik.  Ice Breaking  itu sendiri dilakukan dengan memainkan berbagai games sederhana akan tetapi ampuh untuk memecah kekakuan diantara anak-anak panti asuhan desa putra dengan kami selaku panitia dan pelaksana kegiatan.
Setelah ice breaking selesai dilakukan, acara utama pun dimulai yaitu seminar baca untuk anak-anak yatim.  Seminar ini bersifta penyuluhan semi-informal untuk menghindari kecenderungan sifat peserta yang notabene masih anak-anak.  Dalam penyuluhan ini, anak-anak dimotivasi oleh Cynthia dan Niken untuk mengembangkan minat baca mereka karena dengan membacalah impian mereka dapat tercapai, tentunya juga diiringi oleh usaha dan doa. Seminar dilakukan dengan menarik, karena anak-anak terlhat menikmati dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh Niken dan Cynthia.  Kedua orang tersebut sepertinya sudah memiliki cara agar seminar tidak berjalan dengan membosankan, misalnya mereka menyampaikan materi dengan cara yang unik, seperti memutar video, melalui games, dan sebagainya.
Setelah seminar baca telah selesai dilakukan, anak-anak kami ajak berkeliling untuk melihat-lihat perpusatakaan UI.  Selama perjalanan, kami menjelaskan berbagai macam ruang dan fungsinya, sejarah berdirinya perpustakaan UI, apa saja koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan UI serta menjelaskan makna-makna yang terdapat pada gedung perpustakaan UI seperti mengapa bentuk gedung perpustakaan UI seperti itu, makna dari kata “baca” yang diukir dalam bermacam-macam bahasa, arti dari ukiran kayu berbentuk tumpukan batu dan sebagainya. 
Setelah selesai berkeliling, anak-anak kami bawa kembali menuju ruang seminar untuk makan siang.  Pada saat makan siang telah dilakukan, David secara simbolis menyerahkan bantuan buku untuk pembangunan perpusatakaan dip anti asuhan desa putra kepada wali yang menjaga anak-anak saat itu, yaitu Bapak Immanuel.  Dengan penyerahan buku tersebut, secara tidak langsung acara seminar dan ekskursi  dan seminar baca untuk anak jalanan telah selesai dilakukan dan kemudian kami mengantarkan kembali anak-anak yatim piatu tersebut kembali ke panti asuhannya.  Acara seminar baca tersebut berkahir pada pukul 13.00 WIB.
Pada saat pelaksaanan proyek etika terpuji ini, ada beberapa kendala yang sempat kami temui, antara lain sebagai berikut ini:
a.       Keterlamabatan kedatangan kedua pembicara pada seminar ini sehingga waktu pelaksanaan menjadi mundur, dari yang seharusnya selesai pada pukul 12.00 menjadi 13.00 WIB
b.      Salah satu angkot yang digunakan untuk mengangkut anak-anak dari panti asuhan ke perpustakaan UI terjebak kemacetan, sehingga saat mengantarkan kembali anak-anak dari perpustakaan ke panti asuhan, kami hanya menggunakan satu angkot dan keberangkatan anak tersebut harus dibagi menjadi 2 kali keberangkatan.

I.                   Yang akan saya lakukan baik secara individual maupun komunal untuk menolong kaum marjinal dengan skill dan knowledge yang saya miliki
Sebagai seorang mahasiswa teknik Universitas Indonesia, saya dan teman-teman mahasiswa FTUI yang lainnya sudah dibekali dengan skill dan knowledge yang sangat baik, baik melalui proses belajar mengajar di kelas maupun kemampuan softskill yang diperoleh memalui berbagai kegiatan keorganisasian dan kepanitiaan yang pernah kami ikuti.  Dengan skill dan pengetahuan itulah, kami dapat membantu kaum marjinal.
Misalnya, seperti, kita sudah biasa membuat suatu acara yang dengan tujuan tertentu, seperti lomba, pentas seni dsb).  Dengan kemampuan yang sudah kita miliki, mengapa kita tidak membuat suatu acara yang bertujuan untuk membantu kaum marjinal, seperti misalnya dengan membuat lomba proyek etika terpuji bagi mahasiswa FTUI dan setiap jurusan diwajibkan mengirimkan minimal dua proyek etika terpuji.  Dengan demikian, sudah ada minimal 16 proyek etika terpuji baru yang dilakukan untuk kaum marjinal.
Atau bahkan yang lebih revolusioner, proyek etika terpuji ini diajukan untuk menjadi suatu mata kuliah sebagai salah satu perwujudan dari tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian masyarakat.  Sebenarnya, mata kuliah ini sudah ada di universitas-universitas di luar UI, yaitu Kuliah Kerja Nyata.  Di UI sebenarnya juga ada mata kuliah Kuliah Kerja Nyata, akan tetapi tidak diwajibkan bagi seluruh mahasiswa.  dengan mengajukan usulan untuk menjadikan proyek etika terpuji sebagai mata kuliah wajib bagi mahasiswa FTUI untuk mewujudkan pengabdian masyarakat yang selama ini tidak ada di FTUI, maka akan ada banyak lagi proyek etika terpuji yang akan dilakukan untuk membantu kaum marjinal karena mau tidak mau setiap mahasiswa FTUI akan melakukan proyek etika terpuji ini.
Skill yang dapat kita gunakan mungkin adalah skill berorganisasi kita.  Mungkin dapat dilakukan melalui surat rekomendasi dari BEM FTUI untuk Dekanat untuk menjadikan proyek etika terpuji sebagai salah satu mata kuliah wajib FTUI. 
Hal lain yang dapat saya lakukan adalah dengan cara mengajak teman-teman saya untuk ikut merasakan apa yang telah saya rasakan selama mengikuti kuliah etika kelas Bapak Raldi, dari melakukan kunjungan ke kaum marjinal.  Setelah mengajak teman-teman mengunjungi kaum marjinal dan mendengarkan ceritanya, akan muncul rasa yang sama ketika saya mengunjungi kaum marjinal dulu.  Apabila sudah melakukan kunjungan, kemudian saya mengajak teman-teman saya untuk melakukan proyek etika terpuji seperti yang telah saya lakukan sebelumnya.  setelah melihat penderitaan kaum marjinal melalui kunjungan kepada kaum marjinal, niscaya akan tumbuh ras kepedulian di dalam hati teman-teman saya sehingga akan memudahkan saya dalam mengajak teman-teman saya untuk melakukan proyek etika terpuji.
Satu lagi yang dapat saya lakukan untuk membantu kaum marjinal adalah dengan cara bergabung dengan komunitas atau organisasi masyarakat yang peduli terhadap nasib kaum marjinal, seperti yayasan amal, yayasan pendidikan bai orang urang mampu.  Dengan bergabung dengan komunitas tersbut, diharapakan kemampuan saya untuk membantu kaum marjinal semakin meningkat juga menambah dan membangun hubungan dengan orang lain yang peduli dengan kesejahtaeraan kaum marjinal yang mungki suatu saat dapat digunakan untuk membantu orang lain disaat yang dibutuhkan.
II.                Hubungan Antar Magic Keywords dengan Proyek Etika Terpuju (Magic Keyword “impian”)
Setiap orang di dunia ini pasti punya impian, baik saya, teman-teman di sekitar saya, keluarga saya, semua pasti memiliki impian masing-masing.  Tidak terkecuali bagi anak-anak yatim piatu yang ada di panti asuhan desa putra, mereka juga pasti punya impian.  Lalu, apa yang membedakan kita dengan mereka?
Kita yang terlahir di dalam suatu keluarga memiliki keberuntungan daripada mereka yang sudah sejak kecil tidak memiliki orang tua dan harus tinggal di asrama bersama para anak yatim piatu yang lainnya.  Secara umum, jalan kita menuju impian yang kita inginkan lebih mudah karena  adanya keluarga dan teman-teman di sekitar kita yang mendukung kita untuk mencapai impian kita masing-masing.
Misalnya saya, saya percaya bahwa motivasi untuk mencapai apa yang saya impikan berasal adri diri sendiri.  Namun, ada kalanya motivasi itu menurun dan untungnya saya memiliki orang tua yang selalu medukung apa yang saya lakukan sehingga saya pun bersemangat kembali.  Saya merasa beruntung sekali mempunyai orang tua yang sangat peduli terhadap pendidikan saya, yang mengingatkan saya untuk belajar ketika saya bermalas-malasan, yang memarahi saya ketika mendapatkan nilai yang buruk karena terlalu banyak bermain, yang membiayai pendidikan saya hingga level  perguruan tinggi, semua itu mereka lakukan untuk membantu saya mencapai apa yang saya impikan.  Itulah gunanya memiliki keluarga yang selalu mendukung saya.
Bandingkan dengan anak-anak yatim piatu yang tinggal bersama anak-anak yatim piatu lainnya di panti asuhan.  Mereka tidak memiliki orang tua yang membantu meluruskan jalan mereka di saat mereka tidak berada pada jalur yang benar, mereka tidak memiliki keluarga yang menjamin pendidikan mereka hingga level tertinggi.  Yang mereka miliki adalah teman-teman yang nasibnya juga tidak berbeda jauh.  Beda dengan saya yang memiliki keluarga untuk mencapai impian saya.  Keberhasilan mereka untuk mencapai apa yang mereka impikan lebih ditentukan kepada diri mereka sendiri tanpa ada bantuan atau dukungan yang kuat dari orang lain.
Salah satu kunci sukses kita untuk mencapai apa yang kita impikan adalah pendidikan.  Inti dari pendidikan adalah membaca.  Karena ilmu pengetahuan tidak akan berguna jika tidak ada yang membacanya atau menyampaikannya.  Oleh sebab itu, kebiasan membaca harus kita miliki dari kecil sehingga pada saat kita besar nanti, kita memiliki cukup ilmu pengetahuan yang kita butuhkan untuk mencapai impian yang kita impikan.  Itulah yang ingin kami tanamkan kepada anak-anak yatim piatu melalui proyek etika terpuji ini. 
Bagi mereka yang tidak mempunyai dukungan dari keluarga, keberhasilan akan pendidikan mereka ditentukan oleh mereka sendiri.  Sifat gemar membaca yang dimiliki sejak kecil akan membantu mereka kelak saat sudah menjadi dewasa.  Untuk itu, melalui seminar ini,kami ingin agar anak-anak yatimpiatu tersebut memiliki minat baca yang menggebu-gebu sehingga pendidikan yang mereka peroleh menjadi lebih efektif dan dapat digunakan untuk menunjang apa yang menjadi impian dari anak-anak tersebut.

III.             Kaitan Proyek Etika Terpuji dengan Masalah Etika yang Menjadi Topik Bahasan Selama Ini
Etika adalah bagian dari ilmu filsafat yang mempelajari berbagai nilai (value) yang diarahkan pada perbuatan manusia, khususnya yang berkaitan dengan kebaikan dan keburukan dari hasil tindakannya.  Dan sebagai seorang calon insinyur, kita harus mengetahui etika yang ada di dalam masyarakat, terutama etika mengenai profesi yang akan saya jalani ini(etika enjinering).  Etika profesi adalah etika yang berkaitan dengan profesi atau etika yang diterapkan dalam dunia kerja manusia.  Fungsi dari etika ini sendiri adalah sebagai pegangan atau pedoman di dalam bekerja, serta memberikan pertimbangan moral dan sikap yang bijak.
Proyek etika terpuji yang telah kami lakukan ini menjadi perwujudan nyata apa yang telah saya pelajari selama mengikuti kuliah etika oleh Pak Raldi.  Dari proses pembelajaran di kelas, melakukan kunjungan ke kaum marjinal dan puncaknya adalah membuat proyek untuk membantu kaum marjinal.
Proyek etika terpuji ini juga mempunyai arti yang besar terhadap permasalahan etika yang ada di kalangan mahasiswa, terutama mahasiswa teknik.  Selama ini, pembelajaran mengenai etika hanya berlangsung di kelas, diajari berbagai teori mengenai etika yang bahkan mahasiswa itu sendiri sulit untuk memahami bahasanya yang terlalu filosofis.  Akan tetapi, dengan pembelajaran yang dilakukan dengan melakukan kunjungan kaum marjinal, dan pada diakhiri dengan pelaksanaan proyek etika terpuji, mahasiswa menjadi lebih mengerti mengenai aspek etika dan tidak hanya mendapat teori yang tidak aplikatif, dengan melakukan proyek etika itu sendiri, mahasiswa telah menerapkan etika itu sendiri.
Selain itu, dengan melakukan proyek etika terpuji, kita juga belajar etika mengenai bagaimana kita berperilaku kepada orang lain, terutama kepada kaum marjinal.  Banyak mahasiswa yang sering memandang sebelah mata kaum marjinal karena mereka tidak mengetahui atau memiliki empati terhadap apa yang mereka alami selama ini.  Dengan melakukan kunjungan dan proyek etika terpuji, hal tersebut mengubah cara pandang saya kepada kaum marjinal dan tentunya etika berperilaku kepada mereka.
Dengan melakukan proyek etika terpuji, saya secara tidak langsung juga belajar untuk bagaimana menolong kaum marjinal.  Kedepannya, dengan pengalaman yang telah saya peroleh selama melakukan proyek etika terpuji tersebut, dapat menjadi pembelajaran yang berharga bagi kehidupan saya kelak nantinya. Mungkin saja suatu saat nanti saya memiliki perusahaan sendiri, dengan pengalaman yang telah saya peroleh saat melakukan proyek etika, saya jadi bertekad untuk menggunakan CSR perusahaan saya untuk membiayai proyek etika terpuji lainnya yang dapat saya lakukan sehingga perwujudan dan aplikasi dari etika tidak terhenti pada saat kelas etika enjinering ini telah selesai.

IV.             The Stars of Success
Kunci sukses kehidupan (stars of success) terdiri dari lima komponen yang sangat penting karena kompnen tersebut-lah yang menjadi faktor utama apakah hidup kita sukses atau tidak.  Kelima faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut ini

a.       Passion (minat)
“do what you love and love what you do”, peribahasa dalam bahasa inggris tersbut menunjukkan betapa pentingnnya passion kita terhadap sesuatu yang akan menentukan sukses atau tidaknya kita di dalam meraih suatu target.
Peribahasa diatas menunjukkan bahwa saat kita melakukan apa yang menjadi minat atau kesukaan kita, maka kita akan menyukai apa yang kita kerjakan tersebut.  Contohnya, saya gemar bermain basket dan saat saya bermain basket, saya merasa senang dan akan melakukan apa saja untuk dapat bermain dengan baik seperti latihan keras, membeli peralatan basket yang bagus dan sebagainya.
Jika hal tersebut kita terapkan di dalam kehidupan kita, kita berusaha menumbuhkan passion terhadap apa yang sedang kita kerjakan, maka saat passion tersebut telah ada, kita akan melakukan segalanya dan yang terbaik demi pekerjaan yang kita lakukan itu.  Itulah yang menjamin kesuksesan terhadap apa yang kita kerjakan.  Karena orang yang telah mencintai pekerjaannya akan berusaha semaksimal mungkin agar pekerjaanya memberikan hasil yang terbaik.
b.      Komitmen
Komitmen adalah rasa tanggung jawab akan suatu hal yang telah ia ambil bagian ke dalamnya.  Komitmen penting bagi jaminan kesuksesan seseorang.  Seseorang yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap apa yang ia kerjakan akan mengerjakan hal tersebut sampai pada akhir dari pekerjaan tersebut, tidak goyah walaupun kesulitan menemuinya di tengah jalan.
Orang yang memiliki komitmen tinggi bisanya merupakan orang yang pantang menyerah dan memiliki semangat juang yang tinggi.  Sikap seperti itulah yang dibutuhkan untuk menjadi seorang yang sukses
c.       Knowledge
Semua orang pasti membutuhkan penguasaan mengenai ilmu pengetahuan untuk menjadi seorang yang sukses.  Bayangkan seseorang ingin menjadi seorang ekonom yang sukses akan tetapi ia sendiri pun tidak belajar mengenai ekonomi, hal itu akan menjadi sesuatu yang mustahil untuk dilakukan.  Untuk itu, kejarlah ilmu pengetahuan sebaik mungkin dimana passion kita berada (seperti yang telah disebutkan di atas).  Saat kita mencari ilmu pengetahuan yang sesuai dengan minat kita, kita akan semangat dalam menggalinya, seperti contoh yang tadi, karena saya gemar basket maka saya gemar berlatih teknik-teknik dan mencari infoemasi yang berguna agar penguasaan saya eterhadap basket semakin baik.
Jadi, sarannyakerjarlah ilmu sesuai denganbidang yang kita minati.
d.      Network
Jaringan akhir-akhir inijuga menjadi faktor yang sangat penting untuk menjamin kesuksesan.  Seperti yang telah kita ketahui, manusia adalah makhluk social dimana mereka membutuhkan manusia lain untuk dapat bertahan hidup.
Begitu pula dengan usahakita meraih kesuksesan, kita tidak akan dapat mencapai apa yang kita inginkan apablia jaringan yang kita miliki untuk mencapai impian tersebut.  Misalnya, saya sarjana teknik industry dan ingin membangun pabrik yang baik, karena saya tidak mengetahui bagaimana peralatan mesin yang bagus, maka saya membutuhkan orang lain yang lebih mengerti tentang mesin.  Karena sayakuliah di FT dan mempunyai teman kuliah anak teknik mesin, saya memiliki tempat dimana saya bisa bertanya dan sharing mengenai apa saja yang harus saya kerjakan mengenai mesin-mesin.  Itulah gunanya network.
e.       Energy
Setiap kegiatan pasti membutuhkan energy, termasuk seluruh faktor-faktor yang telah saya sebutkan sebelumnya.  tanpa energy, kita tidak akan mampu untuk melakukan seluruh hal-hal yang telah disebutkan sehingga energy juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi apakah kita dapat menjadi seorang yang sukses atau tidak.



V.                Pendapat mengenai study case
Mahasiswa memiliki 3 fungsi utama di dunia ini yaitu agent of exchange, iron stock dan moral force.  Disitu disebutkan salah satu fungsi mahasiswa adalah agent of exchange yaitu agen pembawa perubahan.  Dari kasus yang ada di timur tengah di mana banyak mahasiswa yang memprotes pemerintahanya karena menginginkan pemerintahan yang demokratis, menajdi bukti bahwa mahasiswa adalah agent of exchange yang dapat membawa perubahan.
Akan tetapi, menurut saya, apa yang dilakukan oleh Sondang Napitupulu yang membakar dirinya sendiri sebagai suatu bentuk protes terhadap pemeritahan yang tidak benar menurut dia tidak dapat dibenarkan.  Sebagai seorang mahasiswa, kita tahu bahwa Indonesia adalah Negara yang demokratis dimana setiap warga memiliki hak yang sama untuk memberikan suara atau pendapatnya mengenai apa yang ada di Negara ini.  Dengan mengetahui hal ini, kita sebagai mahasiswa seharusnya dapat mengutarakan pendapat kita melalui jalan yang lebih baik dan tidak merugikan, baik itu bagi orang lain maupun bagi diri kita sendiri.  Apa yang dilakukan oleh Sondang Napitupulu memberikan efek kejut yang bersifat sementara dan kurang memberikan perubahan yang signifikan terhadap keadaan Negara dan hal tersebut telah memakan nyawanya sendiri.
Sangat disayangkan memang hal tersebut dapat terjadi.  Akan tetapi, menurut saya, apa yang dilihat mahasiswa selama ini juga kurang adil bagi pemerintah.  Mereka seringkali melakukan penilaian yang tidak seimbang terhadap pemerintah, dalam artian yang mereka kejar dan mereka tunjukkan selama ini hanya kekurangan-kekurangan yang ada pemerintah tanpa sekalipun menunjukkan prestasi yang telah dicapai oleh pemerintah.  Padahal, pemerintah juga memiliki berbagai prestasi yang menurut saya cukup membanggakan.  Indonesia selamat dari krisis dunia, pasokan makanan yang tidak kurang, usaha pemerataan pembangunan daerah melalui otonomi daerah, pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, menurut saya semua itu prestasi pemerintah yang cukup baik.
Memang, yang menjadi masalah untama yang selalu diagung-agungkan oleh mahasiswa adalah kasus korupsi yang tidak pernah selesai.  Akan tetapi, korupsi sudah menjadi suatu budaya yang mengakar kuat di Indonesia, terutama di pemerintahan dan untuk merubahnya tidak mungkin dalam jangka waktu yang pendek.  Adanya KPK dan kasus-kasus korupsi yang telah diproses di berbagai tempat di Indonesia menunjukkan adanya kemajuan.
Harapan akan perubahan yang instan dan benar dari masyarakat inilah yang seringkali membutakan mata masyarakat yang ada di Indonesia mengenai negerinya sendiri.  Sehingga muncul rasa tidak puas terhadap pemerintahan dan menginginkan pemimpin baru yang dapat memberikan perubahan secara instan.  Padahal untuk melakukan perubahan pada Negara sebesar ini tidak mungkin dapat berjalan dengan cepat.  Dibutuhkan waktu yang cukup panjang sebelum kita mencapai apa yang kita inginkan.
Solusi yang saya tawarkan untuk permasalahan ini adalah yang pertama sebagai mahasiswa, kita harus mempersiapkan diri kita sendiri dengan baik sebelum kita mencela apa yang ada di pemerintahan.  Kita dengan lantang menggalangkan bubarkan pemerintahanyang korupsi padahal kita sendiri masih sering melihat banyak mahasiswa yang mencontek, menitipkan absen pada temannya apabila tidak masuk kelas.  Bukankah dengan melihat apa yang ada kita itu sendiri yang merupakan calon koruptor di masa yang akan datang.  Untuk itu, persiapkanlah diri kalian sebaik mungkin sebelum kita menghakimi orang lain yang bahkan kesalahan orang tersbut masih kita lakukan juga.
Yang kedua seperti yang telah saya sebutkan tadi, dalam men-judge pemerintah, sebaiknya yang kita lihat jangan keburukan-keburukannya saja, kita juga harus melihat sisi positif yang ada di dalam pemerintahan.  Dengan demikina, kita dapat membandingkan apakah pemerintahan yang ada saat ini itu buruk atau baik dengan membandingkan kebrurukan yang ada dengan prestasi yang ada.

VI.             Opini Terhadap Kuliah Etika
Selama saya kuliah Etika di kelas Pak Raldi, yang saya rasakan bukanlah kelas etika enjinering yang saya bayangkan sebelumnya.  dalam kelas ini, yang saya rasakan adalah mengikuti motivation training, dari awal masuk hingga akhir kelas.  Pelajaran yang didapat tidak hanya sebatas teori tetapi juga aplikasi nyata etika itu sendiri di dalam kehidupan nyata.   Hal ini terlihat dari tugas-tugas yang diberikan yang merujuk pada kegiatan untuk menerapkan teori etika di dalam kehidupan kitasehari-hari.
Dimulai dari tugas kunjungan ke kaum marjinal untuk melihat bagaimana kondisi kehidupan dari kaum marjinal.  Dengan melihat secara langsung kehidupan mereka, saya menjadi mengerti betapa berat kehidupan merekan dan hal tersebut menjadikan saya menjadi orang yang lebih bersyukur dan tergerak hatinya untuk menolong orang tersebut.
Puncaknya adalah saat kita melakukan proyek etika terpuji.  Di situ, kami benar-benar melakukan hal yang berguna untuk menolong kaum marjinal.  Dari situ, saya mendapat pengalaman dalam berinteraksi dengan kaum marjinal, pengalaman bagaimana saya bermain-main bersama anak-anak yatim piatu yang nasibnya kurang beruntung dbandingkan saya, membuat saya senang untuk membantu kaum marjinal yang ada.
Intinya di dalam kelas ini, saya dimotivasi untuk menjadi orang yang sukses akan tetapi juga dididik untuk orang yang peduli terhadap orang lain yang membutuhkan sehingga saat kita sukses nanti kita dapat membantu banyak orang yang kurang beruntung dengan apa yang kita miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar