Peningkatan populasi penduduk dan makin meningkatnya kegiatan
industri menyebabkan kebutuhanakan energi makin meningkat. Baik itu adalah pemakaian
energi listrik maupun energi fosil. Oleh karena itu kebutuhan akan alat
pengkonversi energi semakin meningkat. Salah satu alat yang banyak digunakan
adalah ketel uap (boiler) yang digunakan untuk mengubah energy potensial
pada bahan bakar fosil menjadi energi potensial uap.Uap merupakan salah salah satu bagian yang tak
terpisahkan dari sebuah industri. Setiap
industri pasti akan membutuhkan uap untuk melangsungkan proses
produksinya.Ketel uap (boiler) adalah suatu bejana tertutup dimana uap diproduksi
secara langsung dengan menyerap kalor yang diberikan oleh bahan bakar yang
kemudian digunakan untuk menghasilkan uap air.
PT. Pupuk Sriwidjaja dalam hal ini
menggunakan ketel uap pipa air sebagai alat penghasil uap untuk keperluan
industrinya.Dalam pabrik Pupuk Sriwijaya, uap air diperlukan untuk
melangsungkan beberapa proses produksinya antara lain reforming unit, pada
proses pembentukan ammonia dan lain-lain.
Ketel uap adalah alat yang dapat menggunakan berbagai jenis bahan bakar
tergantung pada sumber daya yang ada, seperti batu bara, minyak bumi maupun gas
alam. Yang dalam hal ini, bahan bakar yang digunakan oleh PT. Pupuk Sriwidjaja
adalah gas alam. Komposisi yang terbesar yang dikandung oleh gas alam yang
digunakan oleh PT. Pupuk Sriwidjaja adalah Metana (82.45% volume)
Dalam hal ini, kami sebagai penulis
akan membahas mengenai boiler yang dipakai di PT Pupuk Sriwijaya, termasuk
mengenai macam-macam boiler, komponen-komponen pada boiler yang ada di pabrik PT Sriwijaya, proses pembentukan uap, sirkulasi air pada boiler,
bahan bakar yang digunakan pada boiler, reaksi kimia pada pembakaran pada
boiler, dan nilai efisiensi dari boiler.
I.
Komponen-komponen boiler
Pada boiler, secara umum
terdapat komponen-komponen sebagai berikut:
1. Ruang Bakar (Incinerator):
Yaitu alat yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses
pembakaran bahan bakar atau tempat awal terbentuknya gas asap.
2. Bagian Penguapan (Evaporating
section)
Bidang pemanas ini berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya perpindahan panas antara gas hasil pembakaran
yang membawa energy panas dengan air ataupun uap.Alat penguapan ini terdiri
dari susunan pipa yang berisi air panas yang berasal dari economizer,
air tersebut diubah menjadi uap air pada evaporating section.
3.Alat Penguapan lanjut (Steam
superheater)
Yaitu berfungsi sebagai alat
penguap lanjut yang terdiri atas susunan pipa-pipa yang berisikan uap jenuh,
yang kemudian dipanaskan oleh gas asap hasil pembakaran bahan bakar sehingga
didapat panas lanjut yang uapnya sudah kering.
4. Economizer
Gas asap setelah meninggalkan
superheater, temperaturnya masih sangat tinggi sehingga merupakan kerugian
panas yang besar bila gas asap tersebut langsung begitu saja melalui cerobong.
Gas asap yang masih panas ini dapat dimanfaatkan untuk memanasi air terlebih
dahulu sebelum dimasukkan ke dalam drum ketel, sehingga air telah mengalami
pemanasan terlebih dahulu, tempat pemanasan air awal ini biasa disebut Economizer/Water
PreHeater. Economizer sekaligus berfungsi sebagai alat untuk pemanasan awal air ketel yang
terdiri dari pipa-pipa air yang dipanaskan.
5. Air Heater
Ketel uap biasanya dilengkapi
dengan suatu alat yang berfungsi sebagai pemanas udara yang digunakan untuk
pembakaran, sehingga pembakaran dapat berlangsung lebih cepat
6. Cerobong
Alat yang digunakan sebagai tempat
keluar gas asap sisa pembakaran ke udara sekitar.
7. Desuperheater
Desuperheater adalah suatu alat yang digunakan untuk mencampur steam dengan
air yang dikabutkan (disemprotkan). Banyaknya air yang akan disemprotkan
dikontrol oleh valve sesuai dengan temperatur steam yang diperlukan.
Desuperheater dibuat dari bahan Cr dan Mo. Alat ini terletak setelah outlet
superheater, untuk mengontrol temperatur agar tetap pada kondisi yang
diinginkan.
II.
Macam-macam boiler
Ada banyak sekali macam boiler yang ada
saat ini, akan tetapi secara umum boiler dapat diklasifikasikan seperti yang
ada di bawah ini:
a. Fire tube boiler
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air
umpan boiler ada didalam shell untuk dirubahmenjadi steam. Fire tube
boilers biasanya digunakan untuk kapasitassteam yang relative kecil dengan
tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers
kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18
kg/cm2. Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar,
gas atau bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian
besar fire tube boilers dikonstruksi sebagai “paket” boiler (dirakit
oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.
b. Water tube boiler
Pada water tube boiler, air umpan boiler mengali rmelalui
pipa-pipa masuk kedalam drum.Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar
membentuk steam pada daerah uap dalam drum.Boiler ini dipilih jika kebutuhan
steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untukpembangkit
tenaga.Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas
steam antara 4.500 – 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak watertube
boilers yang dikonstruksi secara paket jikadigunakan bahan bakar minyak
bakar dan gas.Untuk water tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak
umum dirancang secara paket.
Karakteristik water tube boilers
sebagai berikut:
- Forced, induced dan balanced
draft membantu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran
- Kurang toleran terhadap kualitas
air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
-
Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.
c. package boiler
Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang
lengkap.Pada saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air,
suplai bahan bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler
biasanya merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan
transfer panas baik radiasi maupun konveksi yang tinggi.
Ciri-ciri
dari packaged boilers adalah:
- Kecilnya
ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkanpenguapan yang
lebih cepat.
- Banyaknya
jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki perpindahan panas
konvektif yang baik.
- Sistim forced atau induced
draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik.
- Sejumlah lintasan/pass menghasilkan
perpindahan panas keseluruhan yang lebih baik.
- Tingkat
efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler lainnya.
d. Boiler pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC)
Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai
alternatif yang memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti
dibanding sistim pembakaran yang konvensional danmemberikan banyak keuntungan
rancangan boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi
pembakaran yang tinggi dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti
SOx dan NOx.
Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara,
barang tolakan dari tempat pencucian pakaian, sekam padi, bagas & limbah
pertanian lainnya. Boiler fluidized bed memiliki kisaran kapasitas ya ng
luas yaitu antara 0.5 T/jam sampai lebih dari 100 T/jam.
Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan
keatas melalui bed partikel padat seperti pasir yang disangga oleh
saringan halus, partikel tidak akan terganggu pada kecepatan yang rendah.
Begitu kecepatan udaranya berangsur-angsur naik, terbentuklah suatu keadaan
dimana partikel tersuspensi dalam aliran udara – bed tersebut disebut
“terfluidisasikan”.Dengan kenaikan kecepatan udara selanjutnya, terjadi
pembentukan gelembung, turbulensiyang kuat, pencampuran cepat dan pembentukan
permukaan bed yang rapat.Bed partikel padat menampilkan sifat cairan
mendidih dan terlihat seperti fluida - “bed gelembung fluida/ bubbling
fluidized bed”.
Jika partikel pasir dalam keadaan terfluidisasikan dipanaskan
hingga ke suhu nyala batubara, dan batubara diinjeksikan secara terus menerus
ke bed, batubara akan terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu
yang seragam. Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) berlangsung pada suhu
sekitar 840OC hingga 950OC. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu,
maka pelelehan abu dan permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari.
Suhu pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien
perpindahan panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan
ekstraksi panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas pada
pipa dan dinding bed.
Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan
kecepatan masuk partikel.Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan
menghindari terbawanya partikel dalam jalur gas.
e. Pressurized
Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler
Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC),
sebuah kompresor memasok udaraForced Draft (FD), dan pembakarnya
merupakan tangki bertekanan. Laju panas yang dilepas dalam bed sebanding
dengan tekanan bed sehingga bed yang dalam digunakan untuk
mengekstraksi sejumlah besar panas.
Hal ini akan meningkatkan efisiensi pembakaran danpeyerapan sulfur
dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan pipa, satu di beddan
satunya lagi berada diatasnya.Gas panas dari cerobong menggerakan turbin
gaspembangkit tenaga. Sistim PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan kogenerasi
(steam dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan/ combined
cycle. Operasi combined cycle (turbin gas & turbin uap)
meningkatkan efisiensi konversi keseluruhansebesar 5 hingga 8 persen.
f. Atmospheric
Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler
Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric
Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler
konvensional biasa yangditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistim
seperti telah dipasang digabungkandengan water tube boiler/ boiler pipa
air konvensional.
Batubara dihancurkan menjadi ukuran 1 – 10 mm tergantung pada
tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara
atmosfir, yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan
dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa dalam bed yang
membawa air pada umumnya bertindak sebagaievaporator.Produk gas hasil
pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu mengalir ke economizer,
ke pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang keatmosfir.
g. Atmospheric
Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)
Dalam sistim sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk
padatan melayang dari bed.Padatan diangkat pada fase yang relatif
terlarut dalam pengangkat padatan, dan sebuah down-comer dengan sebuah
siklon merupakan aliran sirkulasi padatan.Tidak terdapat pipa pembangkit steam
yang terletak dalam bed.Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam
berlangsung di bagian konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkat/ riser.
Boiler CFBC
pada umumnya lebih ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya di
industri memerlukan lebih dari 75 – 100 T/jam steam.
Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku boiler
CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel bahan bakar
lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan
penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan teknik
pembakaran untuk pengendalian NOx daripada pembangkit steamAFBC.
h. Stoker
Fired Boilers
Stokersdiklasifikasikan menurut metode
pengumpanan bahan bakar ke tungku dan oleh jenis grate nya. Klasifikasi
utama nya adalah spreader stoker dan chain-gate atau traveling-gatestoker.
Spreader
stokers
Spreader stokersmemanfaatkan
kombinasi pembakaran suspense dan pembakaran grate. Batubara diumpankan
secara kontinyu ke tungku diatas bed pembakaran batubara. Batubara yang
halus dibakar dalam suspensi; partikel yang lebih besar akan jatuh ke grate,
dimana batubara ini akan dibakar dalam bed batubara yang tipis dan
pembakaran cepat. Metode pembakaran ini memberikan fleksibilitas yang baik
terhadap fluktuasi beban,dikarenakan penyalaan hampir terjadi secara cepat bila
laju pembakaran meningkat.Karenahal ini, spreader stoker lebih disukai
dibanding jenis stoker lainnya dalam berbagai penerapan di industri.
Chain-grate
atau traveling-grate stoker
Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak.
Ketika grate bergerak sepanjang tungku, batubaraterbakar sebelum jatuh
pada ujungsebagai abu. Diperlukan tingkatketerampilan tertentu, terutama
bilamenyetel grate, damper udara dan baffles, untuk
menjamin pembakaranyang bersih serta menghasilkanseminimal mungkin jumlah
karbonyang tidak terbakar dalam abu.Hopper umpan batubara memanjangdi
sepanjang seluruh ujung umpanbatubara pada tungku. Sebuah grate batubara
digunakan untukmengendalikan kecepatan batubara yang diumpankan ke tungku
dengan mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran batubara harus
seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna pada waktu
mencapai ujung grate.
i.
Pulverized Fuel Boiler
Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar
batubara menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri
yang lebih besar juga menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini berkembang
dengan baik dan diseluruh dunia terdapat ribuan unitdan lebih dari 90
persenkapasitas pembakaran batubara merupakan jenis ini.
Untuk batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi
bubuk halus, yang berukuran +300 micrometer (μm) kurang dari 2 persen dan yang
berukuran dibawah 75 microns sebesar 70-75 persen. Harus diperhatikan bahwa
bubuk yang terlalu halus akan memboroskan energi penggilingan. Sebaliknya,
bubuk yang terlalu kasar tidak akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran dan
menyebabkan kerugian yang lebih besar karena bahan yang tidak terbakar.
Batubara bubuk dihembuskan dengan sebagian udara pembakaran masuk
menuju plant boilermelalui serangkaian nosel burner.Udara sekunder dan
tersier dapat juga ditambahkan.Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300 -
1700 °C, tergantung pada kualitas batubara.Waktu tinggal partikel dalam boiler
biasanya 2 hingga 5 detik, dan partikel harus cukup kecil untuk pembakaran
yang sempurna.
Sistem ini
memiliki banyak keuntungan seperti
kemampuan membakar berbagaikualitas batubara, respon yang cepatterhadap
perubahan beban muatan,penggunaan suhu udara pemanas awal yangtinggi.
III.
Proses pembentukan
uap
Air merupakan fluida yang sukar untuk merambat
panas, sehingga dengan demikian perpindahan panas didalam air yang ada didalan
ketel uap hampir berlangsung secara konveksi.Bila didalam sebuah tempat
terdapat air dingin didalamnya, yang kemudian dipanasi air akan menjadi panas
karena berat jenisnya menjadi berkurang, yang lalu naik keatas. Pada bagian bawah akan digantikan oleh
air dingin dibagian atas, yang berat jenisnya lebih besar dibandingkan dengan
air panas tersebut. Air yang tidak turut beredar dalam ketel uap dinamai air
yang tidak bersirkulasi, jadi temperatur air ini tidak secepat air yang
beredar naiknya. Ini dapat membahayakan bagi ketel karena air didalam ketel
tidak akan merata panasnya. Pemuaian ketel tidak sama dan karena ini mungkin
terjadi tekanan-tekanan yang besar dalam pelat-pelat ketel ataupun pada
sambungan-sambungannya.
Proses
pembentukkan uap diupayakan berada pada tekanan konstankarena
pembentukan uap bergantung pada tekanan. Bila 1 kg air dengan temperatur 200C
dipanaskan dalam sebuah bejana tertutup dengan
tekanan konstan (1atm), maka selama pemanasan tingkat pertama temperatur
didih dicapai, uap mulai terbentuk. Uap ini dinamakan uap basah (saturated
liquid), karena masih tercampur antara uap dengan butir – butir air.
Apabila semua uap termasuk butir – butirair yang tercampur dalam
uap basah dipanaskan lagi maka akan didapatkan uap jenuh (saturatedvapour)
yaitu keadaan dimana uap tersebut dapat berwujud uap seluruhnya. Jumlah panas
yang dibutuhkan untuk mengubah 1 kg air mendidih menjadi uap jenuh pada tekanan
konstan dinamakan panas laten, bila pemanasan dilanjutkan maka temperatur uap
jenuh itu menjadai naik dan uap itu dinamakan uap panas lanjut (superheated
vapour).
Pada pembentukan uap pada ketel uap, udara dan bahan bakar
dimasukkan kedalam dapur dan terjadi proses pembakaran. Gas – gas hasil
pembakaran akan melewati evaporator,superheater, air heater, dan
akhirnya dibuang ke atmosfir melalui cerobong asap. Sedangkan air pengisi,
setelah mengalami pemanasan padadaerator, lalu dimasukkan kedalam evaporator
dan selanjutnya uap jenuh dipanaskan lanjut pada alat yang dinamakan superheater
dan akhirnya diperoleh uap panas lanjut atau superheatedsteam.
Gambar
diatas menunjukkan grafik T-s pada pembentukan uap.
IV.
Sirkulasi
Air pada boiler
Peredaran air dalam pipa-pipa pada suatu ketel uap adalah suatu
hal yang sangat penting. Ketel uap harus dirancang sedemikian rupa sehingga
dihindari terbentuknya uap dan keluar dari pipa air yang berasal dari drum uap.
Dengan kata lain, tidak boleh terjadi aliran balik.
Untuk mendapatkan pemanasan yang rata darisemua bagian-bagian
ketel, terutama pada ketel uap pipa air, maka peredaran air yang sempurna harus
dipertahankan agar tidak terjadi gelembung-gelembung udara dan uap pada dinding
pipa serta penghentian pengeluaran uap dari pipa. Terjadinya
gelembung-gelembung pada dinding pipa serta penghentian pengeluaran uap dapat
menimbulkan korosi serta konsentrasi garam yang dapat merusak dinding pipa.
Sirkulasi air dan uap dalam ketel uap terjadi karena :
1.
Perbedaan berat jenis antara air dan uap.
2. Adanya
campuran air dan uap.
Adapun
jenis sirkulasi air pada ketel uap terdapat dua jenis, yaitu :
1.
Sirkulasi Alamiah (natural circulation)
Pada sirkulasi ini, air mengalir dari drum atas melalui pipa-pipa
turun (downcomers) yang terletak pada bagian ketel yang relatif dingin,
turun ke bawah ke drum lumpur (mud drum). Dari sini, air atau uap
mengalir kembali ke drum uap setelah melalui pipa-pipa evaporator atau
pipa-pipa naik (riser).
2.
Sirkulasi Paksa (forced circulation)
Pada sirkulasi paksa ini, fluida dipompakan melaluievaporator.Hal
ini menyebabkan ketel dapat bekerja dengan tekanan yang sangat tinggi.
V.
Bahan bakar
pada Boiler
Secara
teknis yang dimaksud dengan bahan bakar adalah semua material yang dapat
terbakar.Sedangkan secara komersial, yang disebut dengan bahan bakar adalah
setiap material yang memiliki nilai kalor tertentu dan mampu bereaksi dengan
oksigen dalam udara untuk mengahasilkan kalor. Umumnya bahan bakar diklasifikasikan
menjadi tiga jenis utama, yaitu :
1. Bahan
bakar padat (solid fuel)
2. Bahan
bakar cair (liquid fuel)
3. Bahan
bakar gas (gaseous fuel)
Berdasarkan
proses terjadinya, bahan bakar dapat dibedakan menjadi bahan bakar alami dan
bahan bakar buatan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Jenis bahan
bakar pada boiler
VI.
Reaksi
kimia pada pembakaran di boiler
Untuk mengetahui nilai pembakaran bahan bakar, maka harus
diketahui komposisi kimia bahan bakar yang digunakan.Dalam hal inibahan akar yang
digunakan adalah gas alam (natural gas). Dan komposisi kimia dari bahan
bakar yang digunakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Jumlah udara yang dibutuhkan untuk pembakaran sempurna adalah %
udara teoritis dikalikan dengan udara yang dibutuhkan untuk pembakaran.Dimana
udara teoritis adalah jumlah 100% udara dan excess air.
Untuk reaksi pembakaran dengan 100% udarateoritis dari bahan bakar
gas alam, jumlah udara yang dibutuhkan dapat dihitung dengan persamaan reaksi
berikut:
NG + 2,1964(O2 + 3,76 N2) à 1,1496 CO2
+ 2,0936 H2O + 8,258464 N2
Perhitungan Nilai Pembakaran Atas (Higher
Heating Value)/LHV Bahan Bakar
Dengan menggunakan persamaan :
Maka dapat
dihitung nilai pembakaran atas bahan bakar.Contohnya, misal dari perhitungan di
dapat nilai persentase C dan H pada bahan bakar adalah :
% C =
71.5275%
% H =
22.8728 %
Perhitungan
Nilai Pembakaran Bawah (Lower Heating Value)/LHV Bahan Bakar
Nilai
pembakaran bawah bahan bakar (LHV) dapat ditentukan dengan persamaan:
Dimana :
HHV = nilai
pembakaran atas bahan bakar (Btu/lb)
H2
= persentase Hidrogen dalam bahan bakar
W = kadar
uap air yang terkandung dalam
Udara
Jadi nilai
LHV bahan bakar adalah 22310.506Btu/lb.
Perhitungan Energi Bahan Bakar
Jumlah
keseluruhan energi bahan bakar
dapat dihitung
dengan persamaan :
Dimana :
Qbb =
energi bahan bakar yang digunakan
(MW) gas
m& = jumlah aliran massa gas (kg/s)
LHV = nilai
pembakaran bawah (Lower
Heating
Value) bahan bakar (Btu/lb)
VII.
Efisiensi
boiler
Efisiensi ketel uap adalah perbandingan antara energy yang diserap
oleh sistem (energi uap) terhadap energi yang diberikan pada sistem (energi
bahan bakar). Energi ketel uap dapat dihitung menggunakan persamaan :
Dimana
η = efisiensi ketel uap (%)
Quap = energi uap (MW)
Qbb = energi bahan bakar (MW)
Kesimpulan
Ketel uap (boiler) adalah suatu bejana tertutup
dimana uap diproduksi secara langsung dengan menyerap kalor yang diberikan oleh
bahan bakar yang kemudian digunakan untuk menghasilkan uap air.Boilerini digunakan untuk mengubah energi potensial
pada bahan bakar fosil menjadi energi potensial uap.
Secara umum kinerja
dari boiler ini diawali dari komponen incineratoryang berfungsi sebagai tempatberlangsungnya proses pembakaran
bahan bakar atau tempat awal terbentuknya gas asap.
Secara
terpisah, pada komponen selanjutnya evaporating
section mengubah air panas yang berasal dari economizer menjadi uap air.Uap jenuh tersebut lalu
masuk ke steam superheater, suatususunan pipa-pipa yang kemudian dipanaskan oleh gas asap hasil
pembakaran bahan bakar sehingga didapat panas lanjut yang uapnya sudah kering.
Gasyang sangat panas ini dapat dimanfaatkan untuk memanasi air terlebih dahulu sebelum
dimasukkan ke dalam drum ketel. Air panas yang dihasilkan masuk ke evaporating
section seperti yang telah dijelaskan. Kinerja boiler ditunjang oleh berbagai komponen
sepertiair heater yang berfungsi memanaskan udara sehingga proses dapat
berlangsung lebih cepat.Terdapat juga cerobong sebagai tempat
keluar gas asap sisa pembakaran ke udara sekitar. Selain itu terdapat komponen desuperheater (terdapat setelah outlet superheater)yang
digunakan untuk mencampur steam dengan air yang dikabutkan
(disemprotkan). Banyaknya air yang akan disemprotkan dikontrol sesuai dengan
temperatur steam yang diperlukan. Komponen ini digunakan untuk mengontrol temperatur agar
tetap pada kondisi yang diinginkan.
Pada perkembangannya
kemudian boiler sudah dikembangkan menjadi berbagai macam tipe yang
masing-masing dapat digunakan sesuai kebutuhan dan spesifikasi tiap pabrik.
Seperti pada PT Pupuk Sriwidjaja ini yang menggunakan package boiler tipe water
tube untuk menambah pasokan uap air yang dibutuhkan pada proses pembuatan
amoniak.
Referensi
Gunn,
D., and Horton, R. Industrial Boilers, Longman Scientific &
Technical, New York
Elonka, Jackson M.,
and Alex Higgins, Steam Boiler Room Questions & Answers, Third
edition
Fusito.2010.Analisa Penurunan
Efisiensi Package Boiler Tipe Pipa Air pada Pabrik PT Pupuk Sriwijaya,
BWT - Anti korosi berfungsi untuk menghambat terbentuknya kerak pada boiler sekaligus memberikan perlindungan secara menyeluruh terhadap serangan korosi pada permukaan logam jenis besi dan tembaga maupun logam campuran pada boiler sistem / Hot water jenis resirkulasi . Chemical ini digunakan khusus untuk perawatan boiler.
BalasHapusSpesifikasi :
- Bentuk : Cair
- Kemasan : 30 Liter/pail
-chemical waste water treatment plant & water treatment plant
Untuk info lebih lengkap silahkan menghubungi nomer kami.(081310849918)
terimakasih.
Posting yang sangat bagus. Saya baru saja menemukan weblog Anda dan ingin mengatakan bahwa
BalasHapussaya benar-benar suka berselancar di posting blog Anda.
Bagaimanapun saya akan berlangganan feed rss Anda dan
saya harap Anda menulis sekali lagi segera!
Fabrikasi Boiler di Indonesia
Jual Steam Boiler/ketel Uap
Fabrikasi Boiler di indonesia
Jual Boiler bahan Bakar solar
jual Boiler steam Vertikal
Hot Water Boiler - PT Indira Dwi Mitra
Jual Boiler Kapasitas 500 Kg
Jual Boiler Gas
Fabrikasi Boiler Lokal