Dalam pengertian secara
ekonomi, working capital dapat diartikan sebagai ukuran dari efisiensi suatu
perusahaan dan kesehatan financial jangka pendeknya. Apabila dirumuskan, working capital suatu
perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini
Working
capital = current assets – current liabilities
working capital yang
bernilai positif mencerminkan bahwa perusahaan mampu untuk melunasi hutang
jangka pendeknya. Sedangkan working
capital yang bernilai negative menandakan bahwa perusahaan tidak mampu untuk
membayar hutang jangka pendeknya dengan harta lancarnya yang terdiri dari cash,
piutang (account receivables), dan persediaan (inventory).
Working capital memberikan
ide kepada investor untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Uang yang masih berbentuk inventory atau uang
yang berbentuk piutang tidak dapat digunakan untuk pembayaran hutang
perusahaan. Jadi, jika perusahaan tidak
beroperasi secara efisien(slow collection), hal ini akan menjadi permasalahan
bagi perusahaan di masa yang akan datang.
Manajemen Working
capital adalah manajemen dari asset lancer (current asset) dan hutang lancar (current
liabilities) suatu perusahaan. Manajemen
working capital sangat penting untuk menciptakan nilai (value) untuk para
pemegang saham (shareholders). Dari
studi yang dilakukan di berbagai Negara, diketahui bahwa manajemen working
capital memiliki pengaruh signifikan terhadap profitability dan likuiditas dari
suatu perusahaan.
Review
Jurnal I
Jurnal pertama yang
berjudul “The Relationship Between
Working Capital Management and Profitabality : Evidence From The United States”
menjelaskan mengenai pendapat Lazaridis dan Tryfonidis tentang hubungan antara
manajement working capital dan profitability.
Jurnal ini
menginvestigasi hubungan antara manajemen working capital dan profitability
perusahaan dengan menggunakan sampel sejumlah 88 perusahaan manufaktur di
Amerika untuk jangka waktu 3 tahun dari 2005-2007.
Peneliti menggunakan
pendekatan yang berbeda-beda di dalam meneliti manajemen working capital. Ada yang meneliti manejemen inventory , ada
juga yang meneliti manajemen piutang untuk menciptakan postulat berupa
kebijakan yang memaksimumkan profit dari perusahaan. Menurut Deloof, cara bagaimana working
capital diatur memiliki dampak yang signifikan kepada profitabilitas
perusahaan.
Pada
bagian literature review, penulis jurnal menyampaikan berbagai macam teori dan
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti-peneliti yang telah
melakukan kajian terhadap working capital, terutama mengenai hubungan antara
working capital dengan profitability suatu perusahaan dengan pendekatan yang
berbeda-beda.
Dari kebanyakan
peneliti, rata-rata menyimpulkan bahwa cash conversion cycle memiliki hubungan
negative dengan profitability. Cash
conversion cycle itu sendiri adalah waktu yang terbentang diantara saat kita
menggunakan uang untuk membeli bahan baku hingga kita memperoleh uang kembali
sebagai hasil dari penjualan barang jadi.
Jadi apabila kita ingin
meningkatkan profitabilitas perusahaan, maka kita harus menurunkan cash
conversion cycle perusahaan tersebut.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah hari dimana uang
kita berada pada bentuk yang lain, misalnya seperti piutang ataupun inventory.
Untuk itulah, pada
jurnal ini , peneliti ingin membuktikan apakah teori yang ada pada bagian
literature review itu tadi benar atau tidak dengan melakukan penelitian
terhadap 88 perusahaan manufaktur di Amerika.
Peneliti disini menggunakan analisis statistic deskriptif, yaitu regresi
dan korelasi untuk mencari hubungan antara manajemen working capital dengan
profitability suatu perusahaan.
Berikut ini adalah
tahapan-tahapan dari penelitian yang telah dilakukan. Sebelum masuk ke dalam bagian penelitian, peneliti
menetapkan variable apa sajakah yang hendak diteliti pada penelitian ini,
berikut adalah variable-variabel yang digunakan pada penelitian ini
Berikut ini adalah metode penelitian
yang digunakan
I.
Pengukuran (Measurement)
Agar konsisten dengan studi yang telah dilakukan
sebelumnya, hal-hal yang berhubungan dengan pengukuran mengenai manajemen
working capital dan profitability ini diambil dari pengukuran yang telah
dilakukan oleh Lazaridis dan Tryfonidis.
Mereka menggunakan data tahunan
dari berbagai bidang dan mengukur variable seperti yang ada di bawah ini
Firm size, financial debt ratio dan fixed financial
asset ratio digunakan sebagai variable control.
Untuk memperoleh variable terikat (gross operating profit), mereka
mengurangkan total sales dengan cost of good sold kemudian hasilnya dibagi oleh
hasil dari pengurangan antara total asset dengan financial asset.
II.
Pengumpulan Data (Data Collection)
Sebuah database yang berisi kurang lebih 300 laporan
financial dari perusahaan terbuka dibuat selama jangka waktu antara 1 januari
2005 hingga desember 2007. Dari kurang
lebih 300 laporan keuangan perusahaan terbuka yang ada di Amerika, pada
akhirnya hanya 88 laporan keuangan yang dapat digunakan. Laporan keuangan ini merujuk kepada 264
observasi yang telah dilakukan. Karena
pada saat memilih perusahaan mereka menggunakan metode random sampling, mereka
mempertimbangkan bahwa sampel tersebut sudah mampu untuk merepresentasikan
keadaan nyata.
III.
Statistik Deskriptif (Descriptive Statistic)
Tabel berikut ini menjelaskan mengenai statistic
deskriptif dari variable yang telah dikumpulkan. Semua variable dihitung dengan menggunakan
nilai buku yang ada pada balance sheet. Total
observasi yang dilakukan 88x3=264.
Periode kredit yang diberikan perusahaan terhadap kliennya berkisar pada
angka 53,48 hari sedangkan perusahaan membayar utang kepada kreditur rata-rata
selama 49 hari. Rata-rata waktu yang
dibutuhkan inventory untuk terjual adalah 78,63 hari. Secara keseluruhan, rata-rata cash conversion
cycle berada pada angka 88.94 hari.
Rata-rata firm size yang diukur dengan menggunakan
logartima dari penjualan adalah 6,41 juta dan memiliki rata-rata gross
operatingprofit sebesar 30 %. Rata-rata
financial debt ratio adalah 32% sedangkan fixed financial asset ratio adalah
4%.
Tabel berikut ini menjelaskan mengenai Korelasi
Pearson untuk variable-variable yang mereka gunakan pada model regresi. Analisis Korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui
hubungan antara manajemen working capital dengan gross operating profit. Mereka menemukan bahwa gross operating profit
memiliki korelasi negative dengan piutang (account receivables). Korelasi negative antara piutang dengan gross
operating profit mengindikasikan bahwa jika rata-rata periode pengumpulan
piutang dinaikan, maka hal ini akan memberikan dampak negative bagi
profitability
Tabel
analisis korelasi bivariat Pearson
IV.
Analisis Regresi
Pada bagian ini, mereka menjelaskan bagaimana
hubungan, atau dampak masing-masing komponen dalam working capital dengan
hubungannya terhadap profitability.
Tabel-tabel dibawa ini menunjukkan perhitungan regresi untuk tiap-tiap
faktor yang diuji.
a.
Account Receivables
b.
Account Payable
c.
Inventory
d.
Cash Conversion Cycle
Analisis
hasil regresi:
Dari tabel-tabel diatas, kita mendapatkan nilai
koefisien negative untuk account receivable sedangkan untuk account payable,
inventory dan conversion cash cycle bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa account receivable
memiliki hubungan negative dengan gross operating profit, yang artinya semakin
lama jangka waktu yang diberikan kepada pelanggan untuk melunasi hutangnya,
maka akan semakin kecil profitability.
Sebaliknya untuk account payable, inventory dan cash conversion cycle
yang memiliki hubungan positif, semakin lama waktu yang diberikan maka akan
semakin besar profitability.
Akan tetapi, perlu dicatat, bahwa hubungan positif
account payable, inventory dan cash conversion cycle yang diperoleh pada
percobaan ini bertentangan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
bernilai negative.
Review Jurnal II
Jurnal kedua yang berjudul “Working Capital Management Efficiency of Cement Sector of Pakistan”
menjelaskan mengenai efisiensi dari manajemen working capital pada industry
semen di Pakistan. Efisiensi working
capital diukur dalam bentuk indeks utilisasi, indeks performansi dan indeks
efisiensi total. Pada jurnal ini juga
dibahas mengenai uji kecepatan dalam mencapai efisiensi yang ditargetkan oleh
perusahaan individu.
Efisiensi Working capital adalah ukuran dari
seberapa bagus suatu perusahaan menyeimbangkan uang yang ada di pelanggan dan
uang yang diinvestasikan dalam bentuk inventory dibandingkan dengan hutang yang
dibutuhkan untuk membeli inventory
Desain Penelitian dan Metodologi
Penelitian ini didasarkan pada data dari perusahaan
semen yang beroperasi di Pakistan dari periode 1988-2008. Saat ini, ada 22 perusahaan semen yang
beroperasi di Pakistan dan data dari perusahaan tersebut dikumpulkan dari
berbagai analisis balance sheet dari perusahaan yang terdaftar di Karachi Stock
Exchange.
Untuk mengukur efisiensi dari working capital,
pertama kali indeks utilisasi dari manajemen working capital (UIWCM )
dihitung dengan mengaplikasikan model berikut ini
Kemudian , yang harus diukur adalah efisiensi
working capital berdasarkan indeks performansi dari manajemen working capital
(PIWCM), yang dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
ini
Keseluruhan dari harta lancar dibagi menjadi lima
bagian: cash, short term marketable securitie, inventory, account
receivables(piutang) dan harta lancar yang lain. Akhirnya, indeks efisiensi dari manajemen
working capital (EIWCM) diperoleh dengan cara mengalikan seluruh
indeks performansi ari manajemen working capital dengan indeks utilisasi
working capital
Lebih jauh lagi, untuk mengukur efisiensi perusahaan
dalam mencapai level efisiensi yang ditargetkan, digunakan model regresi
sebagai berikut ini
Koefisien persamaan regresi merepresentasikan
kecepatan dari perusahaan dalam mengembangkan efisiensi perusahaannya. Jika nilai koefisien = 1 , maka menandakan
bahwa level efisensi ada pada kisaran rata-rata efisiensi industry. Jika nilai koefisien di bawah 1, menandakan
bahwa diperlukan usaha yang lebih jauh dari perusahaan untuk mengelola working
capitalnya.
Analisis Empiris
Berikut ini adalah tabel hasil dari perhitungan
mengenai faktor-faktor yang telah disebutkan pada bagian diatas pada berbagai
perusahaan semen yang ada di Pakistan.
Yang pertama adalah mengenai rata-rata industry dari
indeks-indeks yang telah disebutkan sebelumnya dari tahun 1989-2008
Kemudian di bawah ini adalah hasil perhitungan yang
telah dilakukan oleh peneliti jurnal ini, untuk mengetahui perhitungan secara
lebih jelas, dapat dibaca pada jurnal yang saya lampirkan pada review jurnal
ini
Akhirnya, untuk mengetahui efisensi dan kecepatan
dari perusahaan di sector semen dalam mencapai level efisiensi working capital
yang ditargetkan, digunakanlah metode regresi sebagaimana seperti yang telah
disampaikan pada bagian sebelumnya.
hasil perhitungan model regresi dari tiga indeks manajemen working
capital UIWCM, PIWCM, dan EIWCM akan
diperlihatkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4 menjelaskan mengenai hasil regresi dari
indeks utilisasi, tabel 5 untuk indeks performansi dan tabel 6 untuk
indeks efisiensi
Dari hasil perhitungan diatas, maka urutan performa
keuangan perusahaan perusahaan diatas berdasarkan kriteria yang telah disebutkan
pada bagian sebelumnya adalah sebagai berikut ini
tabel 7 : ranking perusahaan
|
||||
Nomor
|
nama perusahaan
|
indeks utilisasi
|
indeks performansi
|
indeks efisiensi
|
1
|
Al-Abbas Cement Ltd
|
7
|
5
|
1
|
2
|
Attock Cement Ltd
|
2
|
8
|
7
|
3
|
Bestway Cement Ltd
|
3
|
1
|
8
|
4
|
Cherate Cement Ltd
|
6
|
7
|
9
|
5
|
Dadabhoy Cement Ltd
|
4
|
6
|
5
|
6
|
Dadex Eternit Ltd
|
8
|
4
|
6
|
7
|
Dandot Cement Ltd
|
5
|
2
|
2
|
8
|
Deewan Cement Ltd
|
10
|
3
|
3
|
9
|
Deewan Hattar Cement Ltd
|
1
|
10
|
10
|
10
|
Dg Khan Cement Ltd
|
9
|
9
|
4
|
Keimpulan
Working
capital merupakan salah satu komponen keuangan perusahaan yang memiliki peranan
yang cukup penting untuk menentukan performa keuangan dan profitabilitas suatu
perusahaan. Perusahaan yang mampu
mengatur strategi working capitalnya akan memiliki probabilitas untuk menjadi
perusahaan yang lebih menguntungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar