Pada
hari Sabtu tanggal 26 november 2011, saya bersama keempat anggota kelompok 7 kelas etika enjinering yang
dibimbing oleh Bapak Raldi Artono Koestoer melakukan salah satu tugas kuliah
proyek etika terpuji tang bertemakan “Ekskursi
ke Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia : Motivasi Baca untuk Anak Yatim
Piatu”. Tujuan utama dari pelaksanaan acara ini adalah untuk
memotivasi anak-anak yatim piatu yang berasal dari pantti asuhan desa putra
agar dapat mencapai apa yang menjadi impian mereka, terutama melalui kegiatan
membaca. Tujuan lain dari diadakannya acara ini antara lain juga untuk
menunjukkan bahwa perpusatakaan bukanlah milik suatu kalangan, akan tetapi anak
kecil dan yatim piatu pun juga berhak untuk menikmati ilmu pengetahuan yang ada
di perpustakaan.
Kegiatan
ekskursi anak yatim ke perpustakaan pusat ini dimulai pada pukul 09.00
WIB. Akan tetapi, kami panitia yang
hanya beranggotakan 5 orang yaitu David, Sukma, Sinta, Prianto dan saya sendiri
sudah siap dari jam 7 pagi. Saya dan
David bertugas untuk menyiapkan tempat
di perpustakaan, yaitu menata ruang yang akan digunakan untuk seminar bagi
anak-anak yatim piatu. Akan tetapi, pada saat pelaksanaan acara itu sendiri,
saya bertugas sebagai penanggung jawab dokumentasi bersama-sama dengan
Prianto. Sukma bertugas sebagai
penanggung jawab transportasi, menjemput anak-anak yatim tersebut dari asrama
panti asuhan desa putra yang ada di srengseng sawah. Prianto bertugas sebagai penanggung jawab
konsumsi sedangkan Sinta bertugas untuk menyiapkan berbagai peralatan yang diperlukan
selama seminar dan ekskursi.
Acara
seminar dimulai pada jam 09.00, akan tetapi anak-anak yatim dari panti asuhan
desa putra tersebut sudah sampai di perpustakaan UI sebelum jam 09.00 sehingga
mereka harus menunggu beberapa waktu sebelum acara dapat dimulai karena kami
harus menunggu pembicara yang saat itu belum datang karena kami berjanji bahwa acara akan dimulai pada pukl 09.00. Jumlah anak yang menjadi peserta seminar ini
adalah 30 orang anak.
Pembicara
yang mengisi acara seminar untuk anak yatim piatu dari desa putra ini adalah Niken
dan Cynthia. Keduanya adalah mahasiswa
Fakultas Psikologi angkatan 2008.
Setelah kedua pembicara itu datang, kemudian acara pun dimulai. Acara dimulai dengan melakukan ice breaking, yaitu berbagai kegiatan
yang dilakukan untuk memecah rasa kekakuan dan menumbuhkan rasa persahabatan
antara pelaksana dan peserta kegiatan sehingga dengan adanya hubungan yang
lebih fleksibel, tujuan dari kegiatan dapat tercapai dengan baik. Ice
Breaking itu sendiri dilakukan
dengan memainkan berbagai games sederhana akan tetapi ampuh untuk memecah
kekakuan diantara anak-anak panti asuhan desa putra dengan kami selaku panitia
dan pelaksana kegiatan.
Setelah
ice breaking selesai dilakukan, acara
utama pun dimulai yaitu seminar baca untuk anak-anak yatim. Seminar ini bersifta penyuluhan semi-informal
untuk menghindari kecenderungan sifat peserta yang notabene masih
anak-anak. Dalam penyuluhan ini,
anak-anak dimotivasi oleh Cynthia dan Niken untuk mengembangkan minat baca
mereka karena dengan membacalah impian mereka dapat tercapai, tentunya juga
diiringi oleh usaha dan doa. Seminar dilakukan dengan menarik, karena anak-anak
terlhat menikmati dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh Niken dan
Cynthia. Kedua orang tersebut sepertinya
sudah memiliki cara agar seminar tidak berjalan dengan membosankan, misalnya
mereka menyampaikan materi dengan cara yang unik, seperti memutar video,
melalui games, dan sebagainya.
Setelah
seminar baca telah selesai dilakukan, anak-anak kami ajak berkeliling untuk
melihat-lihat perpusatakaan UI. Selama
perjalanan, kami menjelaskan berbagai macam ruang dan fungsinya, sejarah
berdirinya perpustakaan UI, apa saja koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan UI
serta menjelaskan makna-makna yang terdapat pada gedung perpustakaan UI seperti
mengapa bentuk gedung perpustakaan UI seperti itu, makna dari kata “baca” yang
diukir dalam bermacam-macam bahasa, arti dari ukiran kayu berbentuk tumpukan
batu dan sebagainya.
Setelah
selesai berkeliling, anak-anak kami bawa kembali menuju ruang seminar untuk makan
siang. Pada saat makan siang telah
dilakukan, David secara simbolis menyerahkan bantuan buku untuk pembangunan
perpusatakaan dip anti asuhan desa putra kepada wali yang menjaga anak-anak
saat itu, yaitu Bapak Immanuel. Dengan
penyerahan buku tersebut, secara tidak langsung acara seminar dan ekskursi dan seminar baca untuk anak jalanan telah
selesai dilakukan dan kemudian kami mengantarkan kembali anak-anak yatim piatu
tersebut kembali ke panti asuhannya. Acara
seminar baca tersebut berkahir pada pukul 13.00 WIB.
Pada
saat pelaksaanan proyek etika terpuji ini, ada beberapa kendala yang sempat
kami temui, antara lain sebagai berikut ini:
a. Keterlamabatan
kedatangan kedua pembicara pada seminar ini sehingga waktu pelaksanaan menjadi
mundur, dari yang seharusnya selesai pada pukul 12.00 menjadi 13.00 WIB
b. Salah
satu angkot yang digunakan untuk mengangkut anak-anak dari panti asuhan ke
perpustakaan UI terjebak kemacetan, sehingga saat mengantarkan kembali
anak-anak dari perpustakaan ke panti asuhan, kami hanya menggunakan satu angkot
dan keberangkatan anak tersebut harus dibagi menjadi 2 kali keberangkatan.
I.
Yang
akan saya lakukan baik secara individual maupun komunal untuk menolong kaum
marjinal dengan skill dan knowledge yang saya miliki
Sebagai
seorang mahasiswa teknik Universitas Indonesia, saya dan teman-teman mahasiswa
FTUI yang lainnya sudah dibekali dengan skill dan knowledge yang sangat baik,
baik melalui proses belajar mengajar di kelas maupun kemampuan softskill yang
diperoleh memalui berbagai kegiatan keorganisasian dan kepanitiaan yang pernah
kami ikuti. Dengan skill dan pengetahuan
itulah, kami dapat membantu kaum marjinal.
Misalnya,
seperti, kita sudah biasa membuat suatu acara yang dengan tujuan tertentu,
seperti lomba, pentas seni dsb). Dengan
kemampuan yang sudah kita miliki, mengapa kita tidak membuat suatu acara yang
bertujuan untuk membantu kaum marjinal, seperti misalnya dengan membuat lomba
proyek etika terpuji bagi mahasiswa FTUI dan setiap jurusan diwajibkan
mengirimkan minimal dua proyek etika terpuji.
Dengan demikian, sudah ada minimal 16 proyek etika terpuji baru yang
dilakukan untuk kaum marjinal.
Atau
bahkan yang lebih revolusioner, proyek etika terpuji ini diajukan untuk menjadi
suatu mata kuliah sebagai salah satu perwujudan dari tri dharma perguruan
tinggi, yaitu pengabdian masyarakat.
Sebenarnya, mata kuliah ini sudah ada di universitas-universitas di luar
UI, yaitu Kuliah Kerja Nyata. Di UI sebenarnya
juga ada mata kuliah Kuliah Kerja Nyata, akan tetapi tidak diwajibkan bagi
seluruh mahasiswa. dengan mengajukan
usulan untuk menjadikan proyek etika terpuji sebagai mata kuliah wajib bagi
mahasiswa FTUI untuk mewujudkan pengabdian masyarakat yang selama ini tidak ada
di FTUI, maka akan ada banyak lagi proyek etika terpuji yang akan dilakukan
untuk membantu kaum marjinal karena mau tidak mau setiap mahasiswa FTUI akan
melakukan proyek etika terpuji ini.
Skill
yang dapat kita gunakan mungkin adalah skill berorganisasi kita. Mungkin dapat dilakukan melalui surat
rekomendasi dari BEM FTUI untuk Dekanat untuk menjadikan proyek etika terpuji
sebagai salah satu mata kuliah wajib FTUI.
Hal
lain yang dapat saya lakukan adalah dengan cara mengajak teman-teman saya untuk
ikut merasakan apa yang telah saya rasakan selama mengikuti kuliah etika kelas
Bapak Raldi, dari melakukan kunjungan ke kaum marjinal. Setelah mengajak teman-teman mengunjungi kaum
marjinal dan mendengarkan ceritanya, akan muncul rasa yang sama ketika saya
mengunjungi kaum marjinal dulu. Apabila
sudah melakukan kunjungan, kemudian saya mengajak teman-teman saya untuk
melakukan proyek etika terpuji seperti yang telah saya lakukan sebelumnya. setelah melihat penderitaan kaum marjinal
melalui kunjungan kepada kaum marjinal, niscaya akan tumbuh ras kepedulian di
dalam hati teman-teman saya sehingga akan memudahkan saya dalam mengajak
teman-teman saya untuk melakukan proyek etika terpuji.
Satu
lagi yang dapat saya lakukan untuk membantu kaum marjinal adalah dengan cara
bergabung dengan komunitas atau organisasi masyarakat yang peduli terhadap
nasib kaum marjinal, seperti yayasan amal, yayasan pendidikan bai orang urang
mampu. Dengan bergabung dengan komunitas
tersbut, diharapakan kemampuan saya untuk membantu kaum marjinal semakin meningkat
juga menambah dan membangun hubungan dengan orang lain yang peduli dengan
kesejahtaeraan kaum marjinal yang mungki suatu saat dapat digunakan untuk
membantu orang lain disaat yang dibutuhkan.
II.
Hubungan
Antar Magic Keywords dengan Proyek Etika Terpuju (Magic Keyword “impian”)
Setiap
orang di dunia ini pasti punya impian, baik saya, teman-teman di sekitar saya,
keluarga saya, semua pasti memiliki impian masing-masing. Tidak terkecuali bagi anak-anak yatim piatu
yang ada di panti asuhan desa putra, mereka juga pasti punya impian. Lalu, apa yang membedakan kita dengan mereka?
Kita
yang terlahir di dalam suatu keluarga memiliki keberuntungan daripada mereka
yang sudah sejak kecil tidak memiliki orang tua dan harus tinggal di asrama
bersama para anak yatim piatu yang lainnya.
Secara umum, jalan kita menuju impian yang kita inginkan lebih mudah
karena adanya keluarga dan teman-teman
di sekitar kita yang mendukung kita untuk mencapai impian kita masing-masing.
Misalnya
saya, saya percaya bahwa motivasi untuk mencapai apa yang saya impikan berasal
adri diri sendiri. Namun, ada kalanya
motivasi itu menurun dan untungnya saya memiliki orang tua yang selalu medukung
apa yang saya lakukan sehingga saya pun bersemangat kembali. Saya merasa beruntung sekali mempunyai orang
tua yang sangat peduli terhadap pendidikan saya, yang mengingatkan saya untuk
belajar ketika saya bermalas-malasan, yang memarahi saya ketika mendapatkan
nilai yang buruk karena terlalu banyak bermain, yang membiayai pendidikan saya
hingga level perguruan tinggi, semua itu
mereka lakukan untuk membantu saya mencapai apa yang saya impikan. Itulah gunanya memiliki keluarga yang selalu
mendukung saya.
Bandingkan
dengan anak-anak yatim piatu yang tinggal bersama anak-anak yatim piatu lainnya
di panti asuhan. Mereka tidak memiliki
orang tua yang membantu meluruskan jalan mereka di saat mereka tidak berada
pada jalur yang benar, mereka tidak memiliki keluarga yang menjamin pendidikan
mereka hingga level tertinggi. Yang
mereka miliki adalah teman-teman yang nasibnya juga tidak berbeda jauh. Beda dengan saya yang memiliki keluarga untuk
mencapai impian saya. Keberhasilan
mereka untuk mencapai apa yang mereka impikan lebih ditentukan kepada diri
mereka sendiri tanpa ada bantuan atau dukungan yang kuat dari orang lain.
Salah
satu kunci sukses kita untuk mencapai apa yang kita impikan adalah
pendidikan. Inti dari pendidikan adalah
membaca. Karena ilmu pengetahuan tidak
akan berguna jika tidak ada yang membacanya atau menyampaikannya. Oleh sebab itu, kebiasan membaca harus kita
miliki dari kecil sehingga pada saat kita besar nanti, kita memiliki cukup ilmu
pengetahuan yang kita butuhkan untuk mencapai impian yang kita impikan. Itulah yang ingin kami tanamkan kepada
anak-anak yatim piatu melalui proyek etika terpuji ini.
Bagi
mereka yang tidak mempunyai dukungan dari keluarga, keberhasilan akan
pendidikan mereka ditentukan oleh mereka sendiri. Sifat gemar membaca yang dimiliki sejak kecil
akan membantu mereka kelak saat sudah menjadi dewasa. Untuk itu, melalui seminar ini,kami ingin
agar anak-anak yatimpiatu tersebut memiliki minat baca yang menggebu-gebu
sehingga pendidikan yang mereka peroleh menjadi lebih efektif dan dapat
digunakan untuk menunjang apa yang menjadi impian dari anak-anak tersebut.
III.
Kaitan
Proyek Etika Terpuji dengan Masalah Etika yang Menjadi Topik Bahasan Selama Ini
Etika
adalah bagian dari ilmu filsafat yang mempelajari berbagai nilai (value) yang
diarahkan pada perbuatan manusia, khususnya yang berkaitan dengan kebaikan dan
keburukan dari hasil tindakannya. Dan sebagai
seorang calon insinyur, kita harus mengetahui etika yang ada di dalam
masyarakat, terutama etika mengenai profesi yang akan saya jalani ini(etika
enjinering). Etika profesi adalah etika
yang berkaitan dengan profesi atau etika yang diterapkan dalam dunia kerja
manusia. Fungsi dari etika ini sendiri
adalah sebagai pegangan atau pedoman di dalam bekerja, serta memberikan
pertimbangan moral dan sikap yang bijak.
Proyek
etika terpuji yang telah kami lakukan ini menjadi perwujudan nyata apa yang
telah saya pelajari selama mengikuti kuliah etika oleh Pak Raldi. Dari proses pembelajaran di kelas, melakukan
kunjungan ke kaum marjinal dan puncaknya adalah membuat proyek untuk membantu
kaum marjinal.
Proyek
etika terpuji ini juga mempunyai arti yang besar terhadap permasalahan etika
yang ada di kalangan mahasiswa, terutama mahasiswa teknik. Selama ini, pembelajaran mengenai etika hanya
berlangsung di kelas, diajari berbagai teori mengenai etika yang bahkan
mahasiswa itu sendiri sulit untuk memahami bahasanya yang terlalu
filosofis. Akan tetapi, dengan
pembelajaran yang dilakukan dengan melakukan kunjungan kaum marjinal, dan pada
diakhiri dengan pelaksanaan proyek etika terpuji, mahasiswa menjadi lebih
mengerti mengenai aspek etika dan tidak hanya mendapat teori yang tidak
aplikatif, dengan melakukan proyek etika itu sendiri, mahasiswa telah
menerapkan etika itu sendiri.
Selain
itu, dengan melakukan proyek etika terpuji, kita juga belajar etika mengenai
bagaimana kita berperilaku kepada orang lain, terutama kepada kaum
marjinal. Banyak mahasiswa yang sering
memandang sebelah mata kaum marjinal karena mereka tidak mengetahui atau
memiliki empati terhadap apa yang mereka alami selama ini. Dengan melakukan kunjungan dan proyek etika
terpuji, hal tersebut mengubah cara pandang saya kepada kaum marjinal dan
tentunya etika berperilaku kepada mereka.
Dengan
melakukan proyek etika terpuji, saya secara tidak langsung juga belajar untuk
bagaimana menolong kaum marjinal.
Kedepannya, dengan pengalaman yang telah saya peroleh selama melakukan
proyek etika terpuji tersebut, dapat menjadi pembelajaran yang berharga bagi
kehidupan saya kelak nantinya. Mungkin saja suatu saat nanti saya memiliki
perusahaan sendiri, dengan pengalaman yang telah saya peroleh saat melakukan proyek
etika, saya jadi bertekad untuk menggunakan CSR perusahaan saya untuk membiayai
proyek etika terpuji lainnya yang dapat saya lakukan sehingga perwujudan dan
aplikasi dari etika tidak terhenti pada saat kelas etika enjinering ini telah
selesai.
IV.
The
Stars of Success
Kunci
sukses kehidupan (stars of success) terdiri dari lima komponen yang sangat
penting karena kompnen tersebut-lah yang menjadi faktor utama apakah hidup kita
sukses atau tidak. Kelima faktor
tersebut antara lain adalah sebagai berikut ini
a. Passion
(minat)
“do
what you love and love what you do”, peribahasa dalam bahasa inggris tersbut
menunjukkan betapa pentingnnya passion kita terhadap sesuatu yang akan
menentukan sukses atau tidaknya kita di dalam meraih suatu target.
Peribahasa
diatas menunjukkan bahwa saat kita melakukan apa yang menjadi minat atau
kesukaan kita, maka kita akan menyukai apa yang kita kerjakan tersebut. Contohnya, saya gemar bermain basket dan saat
saya bermain basket, saya merasa senang dan akan melakukan apa saja untuk dapat
bermain dengan baik seperti latihan keras, membeli peralatan basket yang bagus
dan sebagainya.
Jika
hal tersebut kita terapkan di dalam kehidupan kita, kita berusaha menumbuhkan
passion terhadap apa yang sedang kita kerjakan, maka saat passion tersebut
telah ada, kita akan melakukan segalanya dan yang terbaik demi pekerjaan yang
kita lakukan itu. Itulah yang menjamin
kesuksesan terhadap apa yang kita kerjakan.
Karena orang yang telah mencintai pekerjaannya akan berusaha semaksimal
mungkin agar pekerjaanya memberikan hasil yang terbaik.
b. Komitmen
Komitmen
adalah rasa tanggung jawab akan suatu hal yang telah ia ambil bagian ke
dalamnya. Komitmen penting bagi jaminan
kesuksesan seseorang. Seseorang yang
memiliki komitmen yang tinggi terhadap apa yang ia kerjakan akan mengerjakan
hal tersebut sampai pada akhir dari pekerjaan tersebut, tidak goyah walaupun
kesulitan menemuinya di tengah jalan.
Orang
yang memiliki komitmen tinggi bisanya merupakan orang yang pantang menyerah dan
memiliki semangat juang yang tinggi.
Sikap seperti itulah yang dibutuhkan untuk menjadi seorang yang sukses
c. Knowledge
Semua
orang pasti membutuhkan penguasaan mengenai ilmu pengetahuan untuk menjadi
seorang yang sukses. Bayangkan seseorang
ingin menjadi seorang ekonom yang sukses akan tetapi ia sendiri pun tidak
belajar mengenai ekonomi, hal itu akan menjadi sesuatu yang mustahil untuk
dilakukan. Untuk itu, kejarlah ilmu
pengetahuan sebaik mungkin dimana passion kita berada (seperti yang telah
disebutkan di atas). Saat kita mencari
ilmu pengetahuan yang sesuai dengan minat kita, kita akan semangat dalam
menggalinya, seperti contoh yang tadi, karena saya gemar basket maka saya gemar
berlatih teknik-teknik dan mencari infoemasi yang berguna agar penguasaan saya
eterhadap basket semakin baik.
Jadi,
sarannyakerjarlah ilmu sesuai denganbidang yang kita minati.
d. Network
Jaringan
akhir-akhir inijuga menjadi faktor yang sangat penting untuk menjamin
kesuksesan. Seperti yang telah kita
ketahui, manusia adalah makhluk social dimana mereka membutuhkan manusia lain
untuk dapat bertahan hidup.
Begitu
pula dengan usahakita meraih kesuksesan, kita tidak akan dapat mencapai apa
yang kita inginkan apablia jaringan yang kita miliki untuk mencapai impian
tersebut. Misalnya, saya sarjana teknik
industry dan ingin membangun pabrik yang baik, karena saya tidak mengetahui
bagaimana peralatan mesin yang bagus, maka saya membutuhkan orang lain yang
lebih mengerti tentang mesin. Karena
sayakuliah di FT dan mempunyai teman kuliah anak teknik mesin, saya memiliki
tempat dimana saya bisa bertanya dan sharing mengenai apa saja yang harus saya
kerjakan mengenai mesin-mesin. Itulah
gunanya network.
e. Energy
Setiap
kegiatan pasti membutuhkan energy, termasuk seluruh faktor-faktor yang telah
saya sebutkan sebelumnya. tanpa energy,
kita tidak akan mampu untuk melakukan seluruh hal-hal yang telah disebutkan sehingga
energy juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi apakah kita dapat
menjadi seorang yang sukses atau tidak.
V.
Pendapat
mengenai study case
Mahasiswa
memiliki 3 fungsi utama di dunia ini yaitu agent of exchange, iron stock dan
moral force. Disitu disebutkan salah
satu fungsi mahasiswa adalah agent of exchange yaitu agen pembawa
perubahan. Dari kasus yang ada di timur
tengah di mana banyak mahasiswa yang memprotes pemerintahanya karena
menginginkan pemerintahan yang demokratis, menajdi bukti bahwa mahasiswa adalah
agent of exchange yang dapat membawa perubahan.
Akan
tetapi, menurut saya, apa yang dilakukan oleh Sondang Napitupulu yang membakar
dirinya sendiri sebagai suatu bentuk protes terhadap pemeritahan yang tidak
benar menurut dia tidak dapat dibenarkan.
Sebagai seorang mahasiswa, kita tahu bahwa Indonesia adalah Negara yang
demokratis dimana setiap warga memiliki hak yang sama untuk memberikan suara
atau pendapatnya mengenai apa yang ada di Negara ini. Dengan mengetahui hal ini, kita sebagai
mahasiswa seharusnya dapat mengutarakan pendapat kita melalui jalan yang lebih
baik dan tidak merugikan, baik itu bagi orang lain maupun bagi diri kita
sendiri. Apa yang dilakukan oleh Sondang
Napitupulu memberikan efek kejut yang bersifat sementara dan kurang memberikan
perubahan yang signifikan terhadap keadaan Negara dan hal tersebut telah
memakan nyawanya sendiri.
Sangat
disayangkan memang hal tersebut dapat terjadi.
Akan tetapi, menurut saya, apa yang dilihat mahasiswa selama ini juga
kurang adil bagi pemerintah. Mereka
seringkali melakukan penilaian yang tidak seimbang terhadap pemerintah, dalam
artian yang mereka kejar dan mereka tunjukkan selama ini hanya
kekurangan-kekurangan yang ada pemerintah tanpa sekalipun menunjukkan prestasi
yang telah dicapai oleh pemerintah.
Padahal, pemerintah juga memiliki berbagai prestasi yang menurut saya
cukup membanggakan. Indonesia selamat
dari krisis dunia, pasokan makanan yang tidak kurang, usaha pemerataan
pembangunan daerah melalui otonomi daerah, pertumbuhan ekonomi yang semakin
baik, menurut saya semua itu prestasi pemerintah yang cukup baik.
Memang,
yang menjadi masalah untama yang selalu diagung-agungkan oleh mahasiswa adalah
kasus korupsi yang tidak pernah selesai.
Akan tetapi, korupsi sudah menjadi suatu budaya yang mengakar kuat di
Indonesia, terutama di pemerintahan dan untuk merubahnya tidak mungkin dalam
jangka waktu yang pendek. Adanya KPK dan
kasus-kasus korupsi yang telah diproses di berbagai tempat di Indonesia
menunjukkan adanya kemajuan.
Harapan
akan perubahan yang instan dan benar dari masyarakat inilah yang seringkali
membutakan mata masyarakat yang ada di Indonesia mengenai negerinya
sendiri. Sehingga muncul rasa tidak puas
terhadap pemerintahan dan menginginkan pemimpin baru yang dapat memberikan
perubahan secara instan. Padahal untuk
melakukan perubahan pada Negara sebesar ini tidak mungkin dapat berjalan dengan
cepat. Dibutuhkan waktu yang cukup
panjang sebelum kita mencapai apa yang kita inginkan.
Solusi
yang saya tawarkan untuk permasalahan ini adalah yang pertama sebagai
mahasiswa, kita harus mempersiapkan diri kita sendiri dengan baik sebelum kita
mencela apa yang ada di pemerintahan.
Kita dengan lantang menggalangkan bubarkan pemerintahanyang korupsi
padahal kita sendiri masih sering melihat banyak mahasiswa yang mencontek,
menitipkan absen pada temannya apabila tidak masuk kelas. Bukankah dengan melihat apa yang ada kita itu
sendiri yang merupakan calon koruptor di masa yang akan datang. Untuk itu, persiapkanlah diri kalian sebaik
mungkin sebelum kita menghakimi orang lain yang bahkan kesalahan orang tersbut
masih kita lakukan juga.
Yang
kedua seperti yang telah saya sebutkan tadi, dalam men-judge pemerintah,
sebaiknya yang kita lihat jangan keburukan-keburukannya saja, kita juga harus
melihat sisi positif yang ada di dalam pemerintahan. Dengan demikina, kita dapat membandingkan
apakah pemerintahan yang ada saat ini itu buruk atau baik dengan membandingkan
kebrurukan yang ada dengan prestasi yang ada.
VI.
Opini
Terhadap Kuliah Etika
Selama
saya kuliah Etika di kelas Pak Raldi, yang saya rasakan bukanlah kelas etika
enjinering yang saya bayangkan sebelumnya.
dalam kelas ini, yang saya rasakan adalah mengikuti motivation training,
dari awal masuk hingga akhir kelas.
Pelajaran yang didapat tidak hanya sebatas teori tetapi juga aplikasi
nyata etika itu sendiri di dalam kehidupan nyata. Hal ini terlihat dari tugas-tugas yang
diberikan yang merujuk pada kegiatan untuk menerapkan teori etika di dalam
kehidupan kitasehari-hari.
Dimulai
dari tugas kunjungan ke kaum marjinal untuk melihat bagaimana kondisi kehidupan
dari kaum marjinal. Dengan melihat
secara langsung kehidupan mereka, saya menjadi mengerti betapa berat kehidupan
merekan dan hal tersebut menjadikan saya menjadi orang yang lebih bersyukur dan
tergerak hatinya untuk menolong orang tersebut.
Puncaknya
adalah saat kita melakukan proyek etika terpuji. Di situ, kami benar-benar melakukan hal yang
berguna untuk menolong kaum marjinal.
Dari situ, saya mendapat pengalaman dalam berinteraksi dengan kaum
marjinal, pengalaman bagaimana saya bermain-main bersama anak-anak yatim piatu
yang nasibnya kurang beruntung dbandingkan saya, membuat saya senang untuk
membantu kaum marjinal yang ada.
Intinya
di dalam kelas ini, saya dimotivasi untuk menjadi orang yang sukses akan tetapi
juga dididik untuk orang yang peduli terhadap orang lain yang membutuhkan
sehingga saat kita sukses nanti kita dapat membantu banyak orang yang kurang
beruntung dengan apa yang kita miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar