Perak
(latin : argentum) adalah logam dengan nomor atom 47 , merupakan logam transisi
lunak,berwarna putih berkilau , memiliki konduktivitas elektrik yang paling
tinggi diantara elemen-elemen yang ada dan memilik konduktivitas termal yang
paling tinggi diantara logam-logam. Karena
sifatnya yang berwarna putih mengkilap dan tahan karat, perak sering digunakan
sebagai bahan-bahan untuk membuat perkakas rumah tangga.
Perak
di alam bebas ini ditemukan dalam bentuk senyawa dengan unsur lain. Yang paling banyak ditemukan dalam bentuk argentite (Ag2S), chlorargyrite (AgCl) dan pyrargyrite(Ag3SbS3).
Perak itu sendiri memiliki
sifat-sifat tertentu yang membedakannya dengan logam maupun bahan lain, seperti
sifat mekanik, sifat fisik, sifat kimia dan sebagainya. Akan tetapi, tidak semua sifat dari perak
akan dibahas satu per satu secara mendetail di dalam makalah ini.
Dalam
menjelaskan berbagai sifat-sifat yang dimiliki perak, penulis menggunakan dua
jurnal internasional yang di publikasikan baru-baru ini. Jurnal yang digunakan yaitu Low-Temperature of Silver yang
dipublikasikan oleh National
Institute of Standards and Technology dan yang satu lagi adalah Stability of Properties in Silver-Lanthanum
Alloy yang dibuat oleh W.J.
Głuchowski dan Z.M. Rdzawski dan dipublikasikan oleh Institute of Engineering
Materials and Biomaterials,Silesian University of Technology.
Pada jurnal yang pertama
dijelaskan sifat-sifat perak pada temperature rendah, disini dijelaskan
bagaimana pengaruh dari suhu yang lebih rendah terhadap berbagai sifat-sifat
yang ada pada perak seperti sifat elektrik, magnetic, optic dan termalnya. Sedangkan pada jurnalyang kedua, akan
dijelaskan bagaimana pengaruh lantanida yang dicampurkan pada perak terhadap
sifat-sifat dan stuktur molekul yang ada pada perka itu sendiri.
I.
Pengaruh Penambahan Lantanida Terhadap
Stabilitas Sifat Perak
Untuk mengembangkansifat-sifat dari
perak, terutama kekerasannyakita dapat melakukannya dengan berbagai cara,
seperti mendinginkannya. Akan tetapi, di
dalam hal ini, perak pada suhu kamar mengalami pengkristalan kembali dan
lama-kelamaan akan menjadi lunak. Oleh
karena itu, pengembangan kekerasan dari perak biasanya menggunakan cara yang
lain, yaitu dengan penambahan unsur lain, dalam hal ini Lantanida. Penambahan lantanida akan menyebabkan
pengerasan secara presipitasi dan dispersi.
Dalam hal ini, campuran logam yang dibuat
adalah perak ditambahkan dengan tembaga 7,5%.
Pengukuran sendiri dilakukan secara berkali-kali, seperti untuk mengukur
tensile strengthnya, dilakukan paada suhu -50 , 100, 150, 200, 250 dan 300 0C. sedangkan untuk mengukur sifat-sifat mekanik,
dilakukan percobaan pada temperature 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400, 450
dan 500 0C.
Dari percobaan yang telah dilakukan tadi,
didapatkan hasil penelitian sebagai berikut.
gambar 1.
Contoh gambar dari struktur perak setelah penambahan tembaga 7,5%
gambar 2 struktur
perak setelah ditambah tembaga 7,5% , dilihat dengan mikroskop optik
gambar 3 struktur
perak setelah ditambah lantanida 0.5%,
dilihat dengan SEM
gambar 4 partikel
pada perak ditambah 0.5 %lantanida setelah diekstrusi
gambar 5 struktur
dari perak ditambah 0.5% lantanida dilihat dengan TEM
gambar 6 struktur
perak ditambah 7,5% dilihat dengan TEM
Gambar 7 grafik true strain vs tensile strength
Struktur mikro dari Ag-Cu alloy mengandung fase presipitasi
estethic dengan ukuran beberapa micrometer.
Dalam matrik perak, tembaga sebanyak 4-7% terlarut.
Keberadaan dari partikel tembaga halus yang jarang tidak terlarut
pada matriks dari perak. Pada Ag+0,5La
alloy keberadaan dari campuran eutectic Ag – Ag5La yang terbentuk pada
butir-butir perak murni ditemukan. Campuran logam ini memilik tipikal struktur
dendrit.
gambar 7
tensile strength vs annealing temperature tiap 1 jam
gambar 8 yield point
vs tensile test temperature
gambar 9 yield point vs tensile test temperature
Perubahan
struktur mikro pada perak diamati setelah dilakukan ekstrusi. Partikel-partikel perak memiliki bentuk
globular dengan diameter sekitar 2-5 μm pada perpotongannya. Partikel-partikel ini terdistribusi secara
seragam pada matrik perak.
Sesudah
proses annealing, campuran antara perak dengan 0.5 La memiliki sifat-sifat yang
mirip dengan perak murni. Sebagi
perbandingan, campuran perak dengan tembaga 7,5% memiliki sifat-sifat mekanik
yang lebih kuat. Sifat-sifat mekanik
dari campuran perak dengan 0,5% La tetap stabil pada suhu 300-3500C. Sifat mekanik paling kuat ditemukan pada
campuran perak dengan 7,5% tembaga pada suhu 2000C, akan tetapi
semakin naik suhunya sifat mekaniknya akan semakin menurun.
Yield point campuran perak dengan
0.5% La dan perak dengan 7,5% tembaga setelah diuji dengan uji tarik pada suhu
2500C dan diatasnya memiliki nilai sebesar kurang lebih 200 MPa.
Perak murni memiliki
konduktibitas elektrik yang paling baik, yaitu 61 MS/s. sedangkan campuran antara perak dengan 0,5%
La memiliki konduktivitas elektrik yang lebih rendah yaitu 60 MS/s. campuran antara perak dengan tembaga 7,5%
temabaga memiliki konduktivitas elektrik yang paling buruk, yaitu 50 MS/s.
I.
Pengaruh Suhu Rendah Terhadap
Sifat-Sifat Perak
Sifat-sifat
dasar baik sifat fisik maupun sifat kimia dari perak dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Sifat-sifat
diatas diukur pada suhu, tekanan standar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar